Jumat, 18 Maret 2016

MAKALAH TAFSIR WAULUMUHU ASBABUN NUSUL


MAKALAH TAFSIR WAULUMUHU
ASBABUN NUSUL








OLEH:
KELOMPOK IV:
AMINAH ISMAIL
DEWI SATRIANI
EKA SULFIANA
EMI SARDAH
EKI IRIANTI
EMI
Dosen Pembimbing:
Dr. H. Lukman Jamaluddin, MA
PROGRAM S1
STAI ALGAZALI BARRU



BAB I
PENDAHULUAN
           Al-Quran adalah kitab yang diturunkan oleh Allah swt merupakan kitab terakhir sekaligus sebagai mujizat Islam yang abadi dimana semakin maju ilmu pengetahuan, semakin tampak validitas kemujizatanNya. Allah swt menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw untuk membebaskan manusia dari berbagai kegelapan hidup menuju cahaya ilahi, dan membimbing mereka ke jalan yang lurus. Oleh sebab itu Al-Quran harus diyakini kebenarannya dan dijadikan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi orang-orang yang bertaqwa.
         Dalam kedudukannya sebagai petunjuk atau pedoman hidup, maka Al-Quran perlu dipelajari kandungannya, karena dengan mempelajari kandungan Al-Quran akan menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan, memperluas wawasan, pandangan, menemukan perspektif baru serta mendapatkan hal-hal baru, dan lebih jauh lagi dengan mempelajari kandungan Al-Quran dapat mendorong lebih meyakini kebenaran dan keunikan kandungannya, serta menunjukkan kebesaran Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sebagai penciptanya
          Berbagai Usaha telah dilakukan para ulama dalam menganalisis kandungan Al-Quran, ternyata semakin dalam analisis dan pembahasan, semakin disadari betapa terbatasnya kemampuan manusia dibandingkan dengan kebesaran Allah swt.
         Dalam kehidupan Rasulullah saw dan para sahabat telah banyak mengalami peristiwa sejarah, kadang terjadi peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah swt, bahkan terkadang menghadapi masalah yang masih kabur bagi mereka bagaimana hukum Islam dalam hal tersebut. Maka turunlah Al-Quran untuk merespon peristiwa atau pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Hal itulah yang disebut”Asbabun nusul”.
BAB II
PEMBAHASAN

Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang di dasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalahnya. Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan datang.
            Sebagian besar Quran pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu. Maka Quran turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyan yang muncul itu. Hal seperti itulah yang dinamakan Asbabun nuzul.
A.    Pengertian Asbabun Nuzul
Secara etimologi Asbabun nuzul terdiri dari dua kata yaitu, Asbab, jamak dari Sabab yang berarti sebab atau latar belakang dan nuzul yang berarti turun. Jadi Asbabun Nuzul berarti sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an. Secara terminologi, Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat Al-Qur’an atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban atau penjelasan suatu hukum yang diturunkan saat terjadinya peristiwa yang Asbab an-nuzul berarti pengetahuan tentang sebab-sebab diturunkannya suatu ayat. Ada juga yang berpendapat Asbabun Nuzul adalah :
“Sesuatu yang sebabnyalah turun sesuatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban tentang sebab itu, atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya peristiwa itu.”
Yakni, suatu kejadian yang terjadi di zaman Nabi SAW. Atau sesuatu pertanyaan yang dihadapkan kepada Nabi, dan turunlah satu atau beberapa ayat dari Allah S.W.T. yang berhubungan dengan kejadian itu atau dengan penjawaban pertanyaan itu. Baik peristiwa itu merupakan pertengkaran ataupun merupakan kesalahan yang dilakukan maupun suatu peristiwa atau suatu keinginan yang baik. 
Jadi, Asbabun nuzul adalah ilmu Al-Qur’an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat Al-Qur’an diturunkan. Makna Asbabun Nuzul secara lengkap yaitu: “Kejadian yang karenanya diturunkan ayat Al-Qur’an untuk menerangkan hukumnya dihari timbulnya kejadian-kejadian itu dan suasana, yang di dalam suasana itu Al-Qur’an diturunkan serta membicarakan sebab yang tersebut itu, baik diturunkan langsung sesudah terjadi sebab itu, ataupun kemudian lantaran suatu hikmah.
B.     Sebab-sebab Turunya Ayat Al-Qur’an
      Ayat Al-Qur’an memang tidak semuanya di dahului oleh sebab kemunculunya atau turunya. Oleh karena itu kita semua harus mengetahui bagimana contoh ayat yang di dahului oleh sebab dan contoh ayat yang tidak di dahului oleh sebab dalam kemunculanya atau turunya ayat tersebut. Agar kita semua mengetahui bagimana sebab-sebab munculnya ayat tersebut.
1.                Ayat-ayat yang Turun dengan Didahului Suatu Sebab
Dalam hal ini ayat-ayat tasyri’iyyah atau ayat-ayat hukum merupakan ayat-ayat yang pada umumnya mempunyai sebab turunnya. Jarang (sedikit) sekali ayat-ayat hukum yang turun tanpa suatu sebab. Dan sebab turunnya ayat itu adakalanya berupa peristiwa yang terjadi di masyarakat Islam dan adakalanya berupa pertanyaan dari kalangan Islam atau dari kalangan lainnya yang ditujukan kepada Nabi. Contoh ayat yang turun karena ada suatu peristiwa, ialah surat al-Baqarah ayat 221. Turunnya ayat tersebut adalah, karena ada peristiwa sebagai berikut:

“Nabi mengutus Murtsid al-Ghanawi ke Mekah untuk tugas mengeluarkan orang-orang Islam yang lemah. Setelah ia sampai di sana, ia dirayu oleh seorang wanita musyrik yang cantik dan kaya, tetapi ia menolak, karena takut kepada Allah. Kemudian wanita tersebut datang lagi dan minta agar dikawini. Murtsid pada prinsipnya dapat menerimanya, tetapi dengan syarat setelah mendapat persetujuan dari Nabi. Setelah dia kembali ke Madinah, dia menerangkan kasus yang dihadapi dan minta izin kepada Nabi untuk menikah dengan wanita itu”. Maka turunlah surat al-Baqarah ayat 221 :

Artinya :
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”.
2.                Ayat-ayat yang Turun Tanpa Didahului Sesuatu Sebab
Ayat-ayat semacam ini banyak terdapat di dalam al-Qur’an, sedang jumlahnya lebih banyak daripada ayat-ayat hukum yang mempunyai Asbabun Nuzul. Misalnya ayat-ayat yang mengisahkan hal-ihwal umat-umat terdahulu beserta para Nabinya, menerangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, atau menceritakan hal-hal yang ghaib, yang akan terjadi, atau menggambarkan keadaan hari Kiamat beserta nikmat surga dan siksaan neraka.
Ayat-ayat demikian itu diturunkan oleh Allah bukan untuk memberi tanggapan terhadap suatu pertanyaan atau suatu peristiwa yang terjadi pada waktu itu, melainkan semata-mata untuk memberi petunjuk kepada manusia, agar menempuh jalan yang lurus. Allah menjadikan ayat-ayat ini mempunyai hubungan menurut konteks Qur’ani dengan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya.
Namun demikian, ada juga ayat-ayat tentang kisah yang diturunkan karena ada sebab. Tetapi ayat semacam ini sedikit sekali. Misalnya turunnya surat Yusuf, seluruhnya adalah karena ada keinginan yang serius daripada sahabat yang disampaikan kepada Nabi, agar Nabi berkenan bercerita yang mengandung pelajaran dan peringatan. Surat Yusuf tersebut diturunkan oleh Allah secara lengkap (mulai ayat satu hingga akhir). Adapun sahabat yang menceritakan latar belakang turunnya ayat-ayat dari surat Yusuf itu, adalah Sa’ad bin Abu Waqqas.
C.    Faedah Mengetahui Asbabun Nuzul
            Ketika seseorang mengalami kesukaran memahami makna sesuatu ayat al-Qur’an, ke manakah mereka akan merujuk? Berdasarkan pendapat Ibnu Taimiyah, beliau “mengetahui sebab turunnya ayat-ayat al-Qur’an akan membantu seseorang itu memahami kandungan makna dan kejelasan maksud ayat-ayat tersebut. Mengetahui asbabun nuzul sangat besar pengaruhnya dalam memahami makna ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, para ulama sangat berhati-hati dalam memahami asbabun nuzul, sehingga banyak ulama yang menulis tentang itu. Diantara kitab termasyhur yang membahas tentang asbabun nuzul adalah; Asbabun Nuzul, karya Imam Al-Wahidi, Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul karya Imam Suyuthi. Beberapa faedah mengetahui asbabun nuzul antara lain:

1. Dapat mengetahui hikmah disyari’atkannya hukum. Imam Al-Wahidi mengatakan, “Tidak mungkin orang bisa mengetahui tafsir suatu ayat tanpa mengetahui kisah dan penjelasan mengenai turunnya lebih dahulu”.
2. Kekhususan hukum disebabkan oleh sebab tertentu. Ibnu Taimiyyah mengatakan, ”Mengetahui asbabun nuzul sangat membantu untuk memahami ayat. Sesungguhnya dengan mengetahui sebab akan mendapatkan ilmu musabbab”.
3. Mengetahui nama orang, dimana ayat diturunkan berkaitan denganya, dan pemahaman ayat menjadi lebih jelas.
4.  Menghindarkan anggapan menyempitkan dalam memandang hukum yang nampak lahirnya menyempitkan.
D.    Fungsi Penting Asababul Nuzul
Adapun fungsi penting Asbabun nuzul iyalah :
a.   Penegasan bahwa al-Qur’an benar-benar dari Allah Swt. bukan buatan manusia.
b.   Penegasan bahwa Allah benar-benar memberikan perhatian penuh pada Rasulullah Saw. dalam menjalankan misi risalahnya.
c.   Penegasan bahwa Allah selalu bersama para hambanya (khususnya Muhammad Saw.) dengan menghilangkan duka cita mereka.
d.   Sarana memahami ayat secara tepat, tepat sesuai peruntukannya, walau harus diketahui bahwa bukan berati ayat tersebut tidak dijadikan dasar untuk perkara yang lain, yang punya persoalan yang sama.
e.   Mengatasi keraguan pada ayat yang diduga mengandung pengertian umum.
f.    Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an sesuai dengan sebabnya.
g.   Mengidentifikasikan pelaku yang menyebabkan turunnya ayat ayat Al-Qur’an.
h.   Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat serta untuk memantapkan wahyu di hati orang yang mendengarnya.
i.    Mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an.
j.    Seorang dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus atau umum dan dalam  keadaan bagaimana ayat itu mesti diterapkan.
k.   Terakhir bahwa harus dipahami juga bahwa tidak semua ayat dalam Al Qur’an ditemukan asbabun nuzulnya

                       
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas dapatlah kita tarik kesimpulan bahwasannya Al-Qur’an mengandung banyak nilai-nilai kehidupan maka dari itu kita patutlah mempelajarinya. Al Qur’an sebagai mukjizat yang di anugrahkan kepada nabi Muhammad  Saw adalah salah satu kitap Allah yang paling sempurna diantara kitap suci yang lain. Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad melalui beberapa cara yang mana dalam penurunan Al-Qur’an itu sendiri diberikan secara berangsur-angsur atau bertahap. Di dalam penurunan ayat Al-Qur’an itu ada yang turun dengan didahului suatu sebab yangdi sebut dengan Asababul Nuzul dan ada pula ayat yang turun tanpa di dahului oleh sebab.
            Turunnya Al-Qur’an kita kenal dengan istilah Nuzulul Quran yang sebagaian orang besar di peringati pada tanggal 17 bulan Ramadhan. Sebagai kalamullah sudah sepantasnya lah kita mencintai, memelihara, mempelajari segala nilai-nilai yang terdapat pada Al-Qur’an tersebut dengan sebaik mungkin,   salah satu wujud bahwa kita mencintai Al-Qur’an dengan cara banyak membaca Al-Qur’an serta mengamalkan nilai yang ada di dalamnya. Maka untuk itu marilah kita bersama-sama berusaha untuk memahami apa yang terkandung dalam Al-Qur’an sebagai kitap suci kita yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad.






Kata Pengantar

Segala puja dan puji kita persembahkan hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Salawat dan salam kita hadapkan kepada nabi kita dan junjungan kita Muhammad SAW. Yang selalu menuntun kita dalam berfikir dan berbuat untuk kebaikan, serta salam Ta’zim untuk segala dosen kita yang telah melimpahkan ilmu pengetahuannya kepada kita, khususnya kepada saya dan rekan saya yang telah berhasil menyusun dan menulis makalah ini.

Atas jasa semua pihak kami mengucapkan terima kasih. Sebagai orang yang bertanggung jawab atas makalah ini, mengharapkan masukan dan pembetulan dari pembaca yang budiman. Atas segala perhatian dari semua pihak kami mengucapkan terima kasih. Penulis berdoa kehadirat Illahi semoga makalah ini ada manfaatnya bagi agama, bangsa dan ilmu pengetahuan.

Barru, 20 maret 2014


Penulis


2 komentar: