MAKALAH TAFSIR WAULUMUHU
ASBABUN NUSUL
OLEH:
KELOMPOK IV:
AMINAH ISMAIL
DEWI SATRIANI
EKA SULFIANA
EMI SARDAH
EKI IRIANTI
EMI
Dosen Pembimbing:
Dr. H. Lukman
Jamaluddin, MA
PROGRAM S1
STAI ALGAZALI BARRU
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Quran adalah kitab yang
diturunkan oleh Allah swt merupakan kitab terakhir sekaligus sebagai mujizat
Islam yang abadi dimana semakin maju ilmu pengetahuan, semakin tampak validitas
kemujizatanNya. Allah swt menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw untuk membebaskan
manusia dari berbagai kegelapan hidup menuju cahaya ilahi, dan membimbing
mereka ke jalan yang lurus. Oleh sebab itu Al-Quran harus diyakini kebenarannya
dan dijadikan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi orang-orang yang
bertaqwa.
Dalam kedudukannya sebagai petunjuk
atau pedoman hidup, maka Al-Quran perlu dipelajari kandungannya, karena dengan
mempelajari kandungan Al-Quran akan menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan,
memperluas wawasan, pandangan, menemukan perspektif baru serta mendapatkan
hal-hal baru, dan lebih jauh lagi dengan mempelajari kandungan Al-Quran dapat
mendorong lebih meyakini kebenaran dan keunikan kandungannya, serta menunjukkan
kebesaran Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sebagai penciptanya
Berbagai Usaha telah dilakukan para
ulama dalam menganalisis kandungan Al-Quran, ternyata semakin dalam analisis
dan pembahasan, semakin disadari betapa terbatasnya kemampuan manusia
dibandingkan dengan kebesaran Allah swt.
Dalam kehidupan Rasulullah saw dan
para sahabat telah banyak mengalami peristiwa sejarah, kadang terjadi peristiwa
khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah swt, bahkan terkadang menghadapi
masalah yang masih kabur bagi mereka bagaimana hukum Islam dalam hal tersebut.
Maka turunlah Al-Quran untuk merespon peristiwa atau pertanyaan-pertanyaan yang
muncul. Hal itulah yang disebut”Asbabun
nusul”.
BAB
II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an
diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan
jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang di dasarkan pada
keimanan kepada Allah dan risalahnya. Juga memberitahukan hal yang telah lalu,
kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan datang.
Sebagian
besar Quran pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan
para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah,
bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa khusus yang memerlukan
penjelasan hukum Allah atau masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya
kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu. Maka Quran
turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyan yang muncul itu. Hal
seperti itulah yang dinamakan Asbabun nuzul.
A. Pengertian
Asbabun Nuzul
Secara etimologi Asbabun nuzul terdiri dari dua kata
yaitu, Asbab, jamak dari Sabab yang berarti sebab atau
latar belakang dan nuzul yang berarti turun. Jadi Asbabun
Nuzul berarti sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an. Secara
terminologi, Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab
turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat Al-Qur’an atau suatu pertanyaan yang
menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban atau penjelasan suatu hukum yang
diturunkan saat terjadinya peristiwa yang Asbab an-nuzul berarti pengetahuan
tentang sebab-sebab diturunkannya suatu ayat. Ada juga yang berpendapat Asbabun
Nuzul adalah :
“Sesuatu yang sebabnyalah turun sesuatu ayat atau
beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban tentang sebab
itu, atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya peristiwa itu.”
Yakni, suatu kejadian yang terjadi di zaman Nabi SAW.
Atau sesuatu pertanyaan yang dihadapkan kepada Nabi, dan turunlah satu atau
beberapa ayat dari Allah S.W.T. yang berhubungan dengan kejadian itu atau
dengan penjawaban pertanyaan itu. Baik peristiwa itu merupakan pertengkaran
ataupun merupakan kesalahan yang dilakukan maupun suatu peristiwa atau suatu
keinginan yang baik.
Jadi, Asbabun nuzul adalah ilmu Al-Qur’an
yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat
Al-Qur’an diturunkan. Makna Asbabun Nuzul secara lengkap yaitu: “Kejadian yang
karenanya diturunkan ayat Al-Qur’an untuk menerangkan hukumnya dihari timbulnya
kejadian-kejadian itu dan suasana, yang di dalam suasana itu Al-Qur’an
diturunkan serta membicarakan sebab yang tersebut itu, baik diturunkan langsung
sesudah terjadi sebab itu, ataupun kemudian lantaran suatu hikmah.
B. Sebab-sebab Turunya Ayat
Al-Qur’an
Ayat
Al-Qur’an memang tidak semuanya di dahului oleh sebab kemunculunya atau
turunya. Oleh karena itu kita semua harus mengetahui bagimana contoh ayat yang
di dahului oleh sebab dan contoh ayat yang tidak di dahului oleh sebab dalam
kemunculanya atau turunya ayat tersebut. Agar kita semua mengetahui bagimana
sebab-sebab munculnya ayat tersebut.
1.
Ayat-ayat
yang Turun dengan Didahului Suatu Sebab
Dalam
hal ini ayat-ayat tasyri’iyyah atau ayat-ayat hukum merupakan ayat-ayat yang
pada umumnya mempunyai sebab turunnya. Jarang
(sedikit) sekali ayat-ayat hukum yang turun tanpa suatu sebab. Dan sebab
turunnya ayat itu adakalanya berupa peristiwa yang terjadi di masyarakat Islam
dan adakalanya berupa pertanyaan dari kalangan Islam atau dari kalangan lainnya
yang ditujukan kepada Nabi. Contoh ayat yang turun karena ada suatu peristiwa,
ialah surat al-Baqarah ayat 221. Turunnya ayat tersebut adalah, karena ada
peristiwa sebagai berikut:
“Nabi mengutus Murtsid
al-Ghanawi ke Mekah untuk tugas mengeluarkan orang-orang Islam yang lemah.
Setelah ia sampai di sana, ia dirayu oleh seorang wanita musyrik yang cantik
dan kaya, tetapi ia menolak, karena takut kepada Allah. Kemudian wanita
tersebut datang lagi dan minta agar dikawini. Murtsid pada prinsipnya dapat
menerimanya, tetapi dengan syarat setelah mendapat persetujuan dari Nabi.
Setelah dia kembali ke Madinah, dia menerangkan kasus yang dihadapi dan minta
izin kepada Nabi untuk menikah dengan wanita itu”. Maka turunlah surat
al-Baqarah ayat 221 :
Artinya :
“Dan janganlah kamu
menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita
budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran”.
2.
Ayat-ayat
yang Turun Tanpa Didahului Sesuatu Sebab
Ayat-ayat
semacam ini banyak terdapat di dalam al-Qur’an, sedang jumlahnya lebih banyak
daripada ayat-ayat hukum yang mempunyai Asbabun Nuzul. Misalnya ayat-ayat yang
mengisahkan hal-ihwal umat-umat terdahulu beserta para Nabinya, menerangkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, atau menceritakan hal-hal yang
ghaib, yang akan terjadi, atau menggambarkan keadaan hari Kiamat beserta nikmat
surga dan siksaan neraka.
Ayat-ayat demikian itu
diturunkan oleh Allah bukan untuk memberi tanggapan terhadap suatu pertanyaan
atau suatu peristiwa yang terjadi pada waktu itu, melainkan semata-mata untuk
memberi petunjuk kepada manusia, agar menempuh jalan yang lurus. Allah
menjadikan ayat-ayat ini mempunyai hubungan menurut konteks Qur’ani dengan
ayat-ayat sebelum dan sesudahnya.
Namun demikian, ada juga ayat-ayat tentang
kisah yang diturunkan karena ada sebab. Tetapi ayat semacam ini sedikit sekali.
Misalnya turunnya surat Yusuf,
seluruhnya adalah karena ada keinginan yang serius daripada sahabat yang
disampaikan kepada Nabi, agar Nabi berkenan bercerita yang mengandung pelajaran
dan peringatan. Surat Yusuf tersebut
diturunkan oleh Allah secara lengkap (mulai ayat satu hingga akhir). Adapun
sahabat yang menceritakan latar belakang turunnya ayat-ayat dari surat Yusuf itu, adalah Sa’ad bin Abu
Waqqas.
C.
Faedah Mengetahui Asbabun
Nuzul
Ketika
seseorang mengalami kesukaran memahami makna sesuatu ayat al-Qur’an, ke manakah
mereka akan merujuk? Berdasarkan pendapat Ibnu Taimiyah, beliau “mengetahui
sebab turunnya ayat-ayat al-Qur’an akan membantu seseorang itu memahami
kandungan makna dan kejelasan maksud ayat-ayat tersebut. Mengetahui asbabun
nuzul sangat besar pengaruhnya dalam memahami makna ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
Oleh karena itu, para ulama sangat berhati-hati dalam memahami asbabun nuzul,
sehingga banyak ulama yang menulis tentang itu. Diantara kitab termasyhur yang
membahas tentang asbabun nuzul adalah; Asbabun Nuzul, karya Imam Al-Wahidi,
Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul karya Imam Suyuthi. Beberapa faedah mengetahui
asbabun nuzul antara lain:
1. Dapat mengetahui hikmah disyari’atkannya hukum. Imam
Al-Wahidi mengatakan, “Tidak mungkin orang bisa mengetahui tafsir suatu ayat
tanpa mengetahui kisah dan penjelasan mengenai turunnya lebih dahulu”.
2.
Kekhususan hukum disebabkan oleh sebab tertentu. Ibnu Taimiyyah mengatakan,
”Mengetahui asbabun nuzul sangat membantu untuk memahami ayat. Sesungguhnya
dengan mengetahui sebab akan mendapatkan ilmu musabbab”.
3.
Mengetahui nama orang, dimana ayat diturunkan berkaitan denganya, dan pemahaman
ayat menjadi lebih jelas.
4. Menghindarkan anggapan menyempitkan dalam
memandang hukum yang nampak lahirnya menyempitkan.
D. Fungsi Penting Asababul
Nuzul
Adapun fungsi penting Asbabun nuzul iyalah :
a. Penegasan
bahwa al-Qur’an benar-benar dari Allah Swt. bukan buatan manusia.
b. Penegasan bahwa Allah
benar-benar memberikan perhatian penuh pada Rasulullah Saw. dalam menjalankan
misi risalahnya.
c. Penegasan bahwa Allah
selalu bersama para hambanya (khususnya Muhammad Saw.) dengan menghilangkan
duka cita mereka.
d. Sarana memahami ayat
secara tepat, tepat sesuai peruntukannya, walau harus diketahui bahwa bukan
berati ayat tersebut tidak dijadikan dasar untuk perkara yang lain, yang punya
persoalan yang sama.
e. Mengatasi
keraguan pada ayat yang diduga mengandung pengertian umum.
f. Mengkhususkan hukum yang
terkandung dalam Al-Qur’an sesuai dengan sebabnya.
g. Mengidentifikasikan
pelaku yang menyebabkan turunnya ayat ayat Al-Qur’an.
h. Memudahkan untuk
menghafal dan memahami ayat serta untuk memantapkan wahyu di hati orang yang
mendengarnya.
i. Mengetahui
makna serta rahasia-rahasia yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an.
j. Seorang dapat menentukan
apakah ayat mengandung pesan khusus atau umum dan dalam keadaan bagaimana
ayat itu mesti diterapkan.
k. Terakhir bahwa harus
dipahami juga bahwa tidak semua ayat dalam Al Qur’an ditemukan asbabun nuzulnya
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapatlah kita tarik kesimpulan
bahwasannya Al-Qur’an mengandung
banyak nilai-nilai kehidupan maka dari itu kita patutlah mempelajarinya. Al
Qur’an sebagai mukjizat yang di anugrahkan kepada nabi Muhammad Saw adalah salah satu kitap Allah yang paling
sempurna diantara kitap suci yang lain. Al-Qur’an
diturunkan kepada nabi Muhammad melalui beberapa cara yang mana dalam penurunan
Al-Qur’an itu sendiri diberikan
secara berangsur-angsur atau bertahap. Di dalam penurunan ayat Al-Qur’an itu ada yang turun dengan
didahului suatu sebab yangdi sebut dengan Asababul Nuzul dan ada pula ayat yang
turun tanpa di dahului oleh sebab.
Turunnya Al-Qur’an kita kenal dengan istilah Nuzulul Quran yang sebagaian
orang besar di peringati pada tanggal 17 bulan Ramadhan. Sebagai kalamullah
sudah sepantasnya lah kita mencintai, memelihara, mempelajari segala
nilai-nilai yang terdapat pada Al-Qur’an
tersebut dengan sebaik mungkin, salah
satu wujud bahwa kita mencintai Al-Qur’an
dengan cara banyak membaca Al-Qur’an
serta mengamalkan nilai yang ada di dalamnya. Maka untuk itu marilah kita
bersama-sama berusaha untuk memahami apa yang terkandung dalam Al-Qur’an sebagai kitap suci kita yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad.
Kata Pengantar
Segala puja dan puji kita persembahkan hanya
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Salawat dan
salam kita hadapkan kepada nabi kita dan junjungan kita Muhammad SAW. Yang
selalu menuntun kita dalam berfikir dan berbuat untuk kebaikan, serta salam
Ta’zim untuk segala dosen kita yang telah melimpahkan ilmu pengetahuannya
kepada kita, khususnya kepada saya dan rekan saya yang telah berhasil menyusun
dan menulis makalah ini.
Atas jasa semua pihak kami mengucapkan terima
kasih. Sebagai orang yang bertanggung jawab atas makalah ini, mengharapkan
masukan dan pembetulan dari pembaca yang budiman. Atas segala perhatian dari
semua pihak kami mengucapkan terima kasih. Penulis berdoa kehadirat Illahi
semoga makalah ini ada manfaatnya bagi agama, bangsa dan ilmu pengetahuan.
Barru, 20 maret 2014
Penulis
sip kawan :D
BalasHapusok bro
BalasHapus