BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Manusia sepanjang
hidupnya selalu mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut berlangsung dalam
beberapa tahap yang saling berkaitan. Perkembangan (Development)
merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan
ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan
seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta
sistematis di dalam diri manusia. Gangguan pada salah satu tahap dapat
mengakibatkan terhambatnya perkembangan secara keseluruhan.
Perkembangan adalah
perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat
atau berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik (menyeluruh/kompleks)
yaitu : terdiri dari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam
beberapa tahap (saling berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki
prinsip keserasian dan keseimbangan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.definisi
perkembangan individu.?
2.prinsip-prinsip
perkembangan individu.!
3.tugas-tugas
perkembangan.!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI PERKEMBANGAN
INDIVIDU
Perkembangan (development)
berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman. Perubahan ini bersifat kualitas mengenani suatu
proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks (Hurlock: 1991).
J.P.Chaplin (1989)
mengemukakan empat arti perkembangan ; (1) perubahan yang berkesinambungan dan
progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati; (2) pertumbuhan; (3)
perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke
dalam bagian-bagian fungsional; dan (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola
dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Perkembangan
dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau
dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju
tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Dalam pengertian
tersebut, kata kunci yang menjadi bahasan utama adalah perubahan. Perubahan
dalam diri manusia terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari perubahan
psikis , dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan fisik. Perubahan
kualitatif sering disebut dengan “perkembangan”, seperti perubahan dari tidak
mengetahui menjadi mengetahui, dari kanak-kanak menjadi dewasa dan seterusnya.
Perkembangan tidak
terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya
juga terkandung serangkaian perubahan yang terus menerus dan bersifat tetap
dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap
kematangan melalui, pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Perkembangan
menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari
tahap aktivitas yang sedarhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan ini
bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui satu tahap ke tahap
berikutnya yang kian hari kian bertambah maju. (Desmita: 2008)
Ini menunjukkan bahwa
sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis,
melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan
berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia
mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani
sebagai cirri-ciri dalam memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya,
perubahan-perubahan individu itu berlangsung terus tanpa
B.
PRINSIP-PRINSIP
PERKEMBANGAN INDIVIDU
Menurut Hurlock (1978) bahwa ada 10 fakta
dasar mengenai perkembangan - yang biasanya disebut "prinsip-prinsip
perkembangan", yaitu :
Prinsip
pertama perkembangan adalah bahwa perkembangan menyangkut
perubahan, tujuan perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian
kemampuan bawaan.
Prinsip
kedua perkembangan adalah bahwa perkembangan awal lebih
penting daripada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat
dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila perkembangan membahayakan
penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat diubah sebelum menjadi pola
kebiasaan.
Prinsip
ketiga perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan tmbul
dari interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang
menetapkan batas bagi perkembangan.
Prinsip
keempat perkembangan adalah bahwa pola perkembangan dapat
diramalkan, walaupun pola yang dapat diramalkan ini dapat diperlambat
atau dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pralahir dan pascalahir.
Prinsip
kelima perkembangan adalah bahwa pola perkembangan mempunyai
karakteristik tertentu yang dapat diramalkan. Yang terpenting diantaranya
ialah adanya persamaan pola perkembangan bagi semua anak; perkembangan
berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan terjadi
secara berkesinambungan, berbagai bidang berkembangan dengan kecepatan yang
berbeda; dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
Prinsip
keenam perkembangan adalah bahwa terdapat perbedaan individu
dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian
karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun
psikologis.
Prinsip
ketujuh perkembangan adalah bahwa terdapat periode dalam pola
perkembangan yang disebut periode pralahir, masa neonatus, masa bayi,
masa kanak-kanak awal, akhir masa kanak-kanak dan masa puber. Dalam semua
periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan; serta pola
perilaku yang normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut
perilaku "bermasalah".
Prinsip
kedelapan perkembangan adalah adanya harapan sosial untuk
setiap periode perkembangan. Harapan sosial ini berbentuk tugas
perkembangan yang memungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia
berapa anak-anak mampu menguasai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi
penyesuaian yang baik.
Prinsip
kesembilan perkembangan adalah bahwa setiap bidang
perkembangan mengandung kemungkinan bahaya - baik fisik maupun
psikologis - yang dapat mengubah pola perkembangan.
Prinsip
kesepuluh perkembangan adalah bahwa kebahagiaan bervariasi
pada berbagai periode dalam pola perkembangan. Tahun pertama kehidupan
biasanya yang paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling tidak bahagia.
Hamalik (2004) berpendapat bahwa ada tujuh
prinsip dasar dalam perkembangan manusia, yaitu :
Perkembangan
sebagai fungsi interaksi antara organisme dengan lingkungan. Menurut
aliran interactionist bahwa pembawaan menyediakan potensi-potensi yang
berinteraksi dengan lingkungan yang dinamis.
Perkembangan
berlangsung lebih cepat pada tahun-tahun permulaan.Perkembangan yang paling
cepat terjadi pada tahun-tahun permulaan, tetapi perlu disadari bahwa
perkembangan itu berlangsung seumur hidup. Sekalipun mungkin pola-pola
kepribadian terbentuk pada usia sebelum sekolah, manifestasi sifat-sifat
kepribadian mengalami perubahan selama manusia hidup.
Kematangan
berpengaruh terhadap hasil-hasil latihan. Latihan dan pengajaran dapat
berlangsung secara produktif jika pertumbuhan dalam diri individu kelak terjadi
secara memadai, artinya otot, saraf dan otak harus berkembang dulu sampai
tingkatan tertentu.
Pola-pola
tingkang laku berkembang secara berurutan. Perkembangan adalah proses yang
berlangsung secara teratur, selangkah demi selangkah. Setiap ketrampilan, sifat
atau pengetahuan harus mempunya dasar-dasar yang mendahuluinya.
Laju
perkembangan bersifat individual. Setiap individu memiliki laju
perkembangan sendiri-sendiri. Beberapa anak mencapai kematangan lebih awal
daripada anak-anak lainnya.
Perkembangan
itu merupakan diferensiasi dan integrasi. Pertumbuhan fisik pada usia
sebelum lahir merupakan gambaran yang jelas dari diferensiasi. Mula-mula bayi
itu hanya merupakan sebuah sel yang bulat. Kemudian pada usia 9 minggu, tatkala
sudah menjadi embrio, bagian-bagian badan dapat dengan jelas dibeda-bedakan.
Perkembangan ketrampilan, konsep dan pengetahuan adalah contoh-contoh
diferensiasi dan pengkhususan-pengkhususan. Adapun integrasi, yaitu tingkah
laku yang terkoordinasi, harmonis, dan efisien terjadi bersama-sama dengan
diferensiasi. Gambaran yang jelas dari integrasi antara lain tampak dalam
berbicara. Seorang anak kecil mula-mula mengalami kesulitan untuk mengucapkan
suatu kata. Ia membuka mulutnya lebar-lebar, menjulurkan lidahnya keluar, dan
kemudian ia mengucapkan suatu kata yang mungkin dapat kita pahami. Selanjutnya
integrasi terjadi, dan ia menjadi seorang pembicara yang fasih tatkala ia
mengucapakan kata-kata dibarengi dengan gerakan-gerakan tangan, ekspresi muka
dan sebagainya.
Sedangkan Yusuf (2008) menjabarkan
prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut :
Perkembangan
merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process). Manusia
secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman
atau beajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus menerus
sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
Semua
aspek perkembangan saling mempengaruhi. Setiap aspek perkembangan individu
(fisik, motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional) satu dengan lainnya saling
mempengaruhi.
Perkembangan
itu mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahapan perkembangan merupakan
hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi
perkembangan selanjutnya.
Perkembangan
terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan mental
mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang
cepat dan ada yang lambat)
Setiap
fase perkembangan mempunyai ciri khas. Dalam fase perkembangan selalu
ada ciri-ciri tersendiri yang berlainan dengan fase yang lain
Setiap
individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan. Prinsip-prinsip
ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang
individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak,
remaja, dewasa, dan masa tua.
C.
TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN
Dalam rentang
kehidupannya, manusia melewati tahap-tahap perkembangan dimana setiap tahap memiliki
tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai dan diselesaikan. Sebagian besar
dari kita ingin berusaha menguasai dan menyelesaikannya pada waktu yang tepat .
Beberapa orang dapat berhasil, sedangkan yang lain kemungkinan tidak berhasil
atau terlalu cepat dari tahap yang seharusnya.
Munculnya tugas-tugas
perkembangan bersumber pada faktor-faktor berikut (Yusuf:2009);
a. Kematangan
fisik
b. Tuntutan
masyarakat secara cultural
c. Tuntutan
dan dorongan dari individu itu sendiri
d. Tuntutan
norma agama
Tugas-tugas
perkembangan bagi setiap fase perkembangan dalam rentang kehidupan individu
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tugas
Perkembangan usia bayi dan kanak-kanak (0-6 tahun)
1. Belajar
berjalan
2. Belajar
memakan makanan padat
3. Belajar
berbicara
4. Belajar
buang air kecil dan buang air besar (toilet training)
5. Belajar
mengenal perbedaan jenis kelamin
6. Mencapai
kestabilan jasmani fisiologis
7. Belajar
memahami konsep-konsep sederhana tentang kehidupan sosial dan alam.
8. Belajar
melakukan hubungan emosional dengan orang tua, saudara dan orang lain
9. Belajar
mengenal konsep baik dan buruk
10. Mengenal konsep,
norma atau ajaran agama secara sederhana
b. Tugas
Perkembangan usia Sekolah Dasar (7-12 tahun)
1. Belajar
memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
2. Belajar
membentuk sikap positif, yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis (dapat merawat kebersihan dan kesehatan diri)
3. Belajar
bergaul dengan teman sebayanya
4. Belajar
memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
5. Belajar
ketrampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
6. Belajar
mengembangkan konsep (agama, ilmu pengetahuan, adat istiadat) sehari-hari.
7. Belajar
mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benar-salah, baik-buruk)
8. Belajar
memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri)
9. Belajar
mengembangkan sikap positif kehidupan sosial.
10. Mengenal dan
mengamalkan ajaran agama sehari-hari.
c. Tugas
Perkembangan usia remaja (13-19 tahun)
1. Menerima
fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas
3. Mengembangkan
keterampilan komunikasi interpersonal
4. Mampu
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar
5. Menemukan
manusi model yang dijadikan pusat identifikasinya.
6. Menerima
dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
7. Memperoleh self-control (kemampuan
mengendalikan sendiri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip dan falsafah
hidup.
8. Mampu
meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap dan perilaku) yang
kekanak-kanakan
9. Bertingkah
laku yang bertanggung jawab secara sosial
10. Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara.
11. Memilih dan
mempersiapkan karir (pekerjaan)
12. Memiliki sikap
positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga.
13. Mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
d. Tugas
Perkembangan usia dewasa awal (20-40 tahun)
1. Mengembangkan
sikap, wawasan dan pengalaman nilai-nilai (ajaran) agama.
2. Memperoleh
atau mulai memasuki pekerjaan
3. Memilih
pasangan
4. Mulai
memasuki pernikahan dan hidup berkeluarga
5. Mengasuh,
merawat dan mendidik anak.
6. Memperoleh
hidup rumah tangga
7. Memperoleh
kemampuan dan kematangan karir
8. Mengambil
tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat
9. Mencari
kelompok sosial (kolega) yang menyenangkan.
e. Tugas
Perkembangan usia dewasa madya (40-60 tahun)
1. Memantapkan
pemahaman dan pengalaman nilai-nilai agama
2. Mencapai
tanggung jawab sosial sebagai warga Negara
3. Membantu
anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan bahagia.
4. Menerima
dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek fisik
(penurunan kemampuan dan fungsi)
5. Memantapkan
keharmonisan hidup berkeluarga
6. Mencapai
dan menpertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir
7. Memantapkan
peran-perannya sebagai orang dewasa, baik di lingkungan kerja maupun
masyarakat.
f. Tugas
Perkembangan usia dewasa akhir (60 tahun - mati)
1. Lebih
memantapkan diri dalam mengamalkan ajaran agama
2. Mampu
menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan dan kesehatan fisik
3. Dapat
menyesuaikan diri dengan masa pensiun (jika pegawai negeri) dan berkurangnya
“income”, penghasilan keluarga.
4. Dapat
menyesuaikan diri dengan kematian pasangan
5. Membentuk
hubungan orang lain yang seusianya
6. Memantapkan
hubungan yang lebih harmonis dengan anggota keluarga (istri, anak, menantu,
cucu dan saudara)
Dengan mengetahui
secara garis besar tugas-tugas perkembangan di atas, kita dapat menyusun
program-program pembelajaran non formal untuk membantu mengasah ketrampilan dan
bakat individu sehingga tugas-tugas perkembangannya dapat dikuasai dan
diselesaikan tepat waktu. Sejak tahap perkembangan masa bayi, individu dapat
diberikan pendidikan non formal sesuai dengan kebutuhannya untuk membantu
menguasai tugas-tugas perkembangan.
Penting juga diketahui bahwa ada faktor-faktor
yang mempengaruhi individu untuk menguasai dan menyelesaikannya. Faktor-faktor
tersebut (Hurlock);
Faktor yang membantu
1. Tingkat
perkembangan yang normal
2. Kesempatan-kesempatan
untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan untuk
menguasainya
3. Motivasi
4. Kesehatan
yang baik dan tidak ada cacat tubuh
5. Tingkat
kecerdasan yang tinggi
6. Kreativitas
Faktor Penghalang
1. Tingkat
Perkembangan yang mundur
2. Tidak
ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada
bimbingan untuk dapat menguasainya
3. Tidak
ada motivasi
4. Kesehatan
yang buruk
5. Cacat
tubuh
6. Tingkat
kecerdasan yang rendah
Kegagalan mencapai tugas-tugas perkembangan
ini akan melahirkan perilaku yang menyimpang (delinquency).
Penyimpangan-penyimpangan ini akan bervariasi sesuai dengan fase
perkembangannya;
Penyimpangan yang terjadi pada anak yang berusia
sekolah dasar antara lain;
1. Suka
membolos dari sekolah
2. Malas
belajar
3. Keras
kepala
Penyimpangan yang terjadi pada usia remaja
antara lain;
1. Suka
mengisolir diri
2. Meminum
minuman keras
3. Mengkonsumsi
obat-obat terlarang atau narkoba
4. Tawuran
5. Malas
belajar
6. Kurang
hormat pada orang tua atau orang dewasa lainnya.
Penyimpangan yang terjadi pada usia dewasa
antara lain;
1. Berselingkuhhan
2. Menelantarkan
kehidupan keluarga (istri dan anak)
3. Menjadi
biang keladi kerusuhan (provokator) dalam masyarakat
4. Melakukan
tindak kriminal
5. Tidak
melaksanakan perintah agama.
Dengan mengetahui
secara garis besar tugas-tugas perkembangan di atas, kita dapat menyusun
program-program pembelajaran non formal untuk membantu mengasah ketrampilan dan
bakat individu sehingga tugas-tugas perkembangannya dapat dikuasai dan diselesaikan
dengan tingkat kualitas yang maksimal, dan meminimalisir terjadinya
penyimpangan-penyimpangan.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal dapat diberikan kepada seseorang
sepanjang rentang kehidupannya. Banyak yang bisa diberikan kepada individu
untuk membantunya menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, sesuai
dengan kebutuhannya pada suatu tahap perkembangan. memberikan ketrampilan dasar
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
a. Perkembangan
tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan
didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang terus menerus dan
bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu
menuju ketahap kematangan melalui, pertumbuhan, pematangan dan belajar.
b. Dalam
setiap fase kehidupan, individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang
harus di dijalaninya, setiap fase mempunyai karakteristik yang berbeda dan
saling terkait antara satu fase dan selanjutnya.
c. Tugas-tugas
perkembangan yang tidak tertuntaskan akan berdampak pada penyimpangan perilaku
individu. Maka dari itu perlu adanya motivasi dan dukungan dari semua faktor
perkembangan, sehingga tugas-tugas perkembangan dapat dijalankan dengan hasil
yang maksimal.
B.
SARAN
Sebagai manusia yang bergelut di dunia pendidikan, sudah menjadi
keharusan bagi kita untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berkaitan
dengan pendidikan serta menerapkannya dalam proses belajar-mengajar. Oleh
karena itu, perbanyaklah belajar dengan membaca buku maupun bergaul yang mampu
menambah wawasan dan pengetahuan yang mendunia dan menyeluruh.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita, (2009), Psikologi
Perkembangan, Cetakan Keempat. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Hamalik, Oemar (2004) Psikologi
Belajar dan Mengajar, Cetakan Keempat. Bandung: Penerbit Sinar Baru
Algensindo
Hurlock, Elizabeth B (1978) Perkembangan
Anak. Jilid 1, Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B (1978) Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jilid 1, Edisi
Kelima, . Jakarta: Penerbit Erlangga.
Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika
(2009) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan Keempat,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Yusuf, Syamsu. (2009) Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan Kesepuluh, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar