Jumat, 18 Maret 2016

makalah micro teacing


BAB I
PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang

Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyelidiki kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengaturan yang berkaitan dengan penyampaian pesan penngajaran (instruksional) atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar (pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar.

Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap proses belajar mengajar. Baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus. Gangguan dapat berifat sementara sehinngga perlu dikembalikan ke dalam iklim belajar yang serasi (kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat cukup serius dan terus menerus sehingga diperlukan kemampuan meremedial. Disiplin itu sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang efektif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai bila guru mampu mengatur siswa dan saran pembelajaran serta megendalikannya dalam suasana yang sangat menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hubungan interprsonal yang baik antara guru dan peserta didik, peserta didik sama peserta didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana yang di maksud keterampilan observasi di lapangan?
2.      Bagamana yang dimaksud keterampilan menyusun SAP (satuan acara pembelajaran)?
3.      Bagaimana yang dimaksud keterampilan mengelola kelas?

























BAB II
PEMBAHASAN
A.     Keterampilan Observasi di lapangan
Sebelum mengajar, seorang pendidik perlu mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kelancaran pembelajaran yang akan dilaksanakan. Namun sebelum mempersiapkan, banyak hal yang harus diketahui pendidik agar persiapan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan situasi dan kondisi yang akan dihadapi, baik yang menyangkut kondisi peserta didik, sarana prasarana sekolah, keadaan kelas, lingkungan sekolah, dan lain-lain.
1. Kondisi Peserta didik
            Informasi tentang kondisi peserta didik sangat diperlukan pendidik, karena bagaimanapun yang menjadi objek sekaligus subjek belajar adalah peserta didik. Hal ini berarti sebelum mengajar pendidik harus mengetahui terlebih dahulu tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kondisi peserta didik, agar perencanaan yang disusun benar-benar tepat sasaran. Beberapa kondisi peserta didik yang harus diketahui pendidik sebagai entering behavior  antara lain: tingkat kecerdasan (IQ), tingkat kematangan (maturation), tingkat penguasaan (mastery), tingkat kecerdasan emosional (EQ), motivasi dan minat belajar, latar belakang sosial-ekonomi, konsep diri, dan sikap
Sebenarnya kita dapat menyebutkan lebih banyak lagi, namun kedelapan hal inilah yang relatif dominan untuk diperhatikan ketika pendidik akan merencanakan pembelajaran. Dengan mengetahui rerata tingkat kecerdasan peserta didik yang akan diberi pelajaran, maka kita dapat menyiapkan materi dengan keluasan dan kedalaman yang sesuai. Demikian pula dengan mengetahui rerata motivasi dan minat belajar peserta didik, pendidik dapat mempersiapkan metode yang sesuai. Semua hal yang berkaitan dengan kondisi peserta didik sangat bermanfaat dalam perencanaan pembelajaran, karena tentunya tidak mungkin kita membuat perencanaan yang muluk-muluk tetapi ternyata tidak dapat dilaksanakan lantaran tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik yang akan diajar.  

2. Sarana Prasarana Sekolah
Informasi tentang apa saja sarana prasarana yang tersedia di sekolah tempat kita mengajar sangat penting diketahui, agar bila pendidik ingin menerapkan suatu metode atau ingin menggunakan media, atau memberikan tugas kepada peserta didik dapat menyesuaikan dengan kondisi sarana prasarana yang tersedia. Jangan sampai pendidik memberikan tugas kepada peserta didiknya untuk kaji pustaka, tetapi ternyata perpustakaan yang tersedia tidak memiliki buku yang harus dikaji.
Tidak semua pendidik mampu menciptakan berbagai sumber belajar sederhana yang dapat diperoleh dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari, karena mencipta-kan sesuatu yang baru yang dapat menjadi sumber belajar bukan pekerjaan yang mudah, tetapi pendidik dituntut untuk banyak menggali kemampuan diri atau mengembangkan profesionalismenya. Mungkin dengan sharing sesama teman yang satu bidang studi, atau banyak membaca buku dan membuka internet mereka dapat menemukannya. Kurikulum 2004 memang berharap agar pendidik mampu mengikuti perkembangan IPTEK, sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.

3. Keadaan Kelas
Keadaan kelas yang dimaksud meliputi jumlah peserta didik dalam kelas dan fasilitas yang ada dalam kelas, seperti papan tulis, meja, kursi, ventilasi, dan lain-lain. Mengapa keadaan kelas juga perlu diketahui pendidik sebelum mengajar ? Keadaan kelas sangat mempengaruhi konsentrasi belajar peserta didik. Coba kita bayangkan, bila ada ruang kelas sempit dengan jumlah peserta didik yang berjubel, sedangkan ventilasi tidak ada, papan tulis masih menggunakan kapur tulis, maka baik pendidik maupun peserta didik pasti sangat tidak nyaman dalam proses pembelajaran. Keadaan seperti ini perlu dipikirkan pendidik untuk mencari atau menemukan ide yang dapat mengubah suasana kelas menjadi menye-nangkan bagi peserta didik. Jangan sampai suasana kelas yang panas, gerah, penuh debu kapur beterbangan, sumpek, ditambah dengan pembelajaran yang monoton dan tidak menarik, akan menambah sumpek dan tidak kerasan peserta didik di kelas.
Salah satu cara mengatasi keadaan seperti itu mungkin pendidik merencana-kan pembelajaran yang banyak mengajak peserta didik beraktivitas di luar kelas. Suasana yang berbeda akan dapat menarik perhatian peserta didik. Dapat pula pembelajaran tetap di kelas, tetapi peserta didik sering diajak belajar sambil bermain, atau ceramah diselingi humor yang dapat menghidupkan suasana, sehingga peserta didik lupa dengan kepenatan di  kelas.

4. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah di sini tidak terbatas pada keadaan halaman, lapangan, atau taman yang ada di sekolah, tetapi juga mencakup bagaimana interaksi peserta didik dengan pendidik, Kepala Sekolah, karyawan, maupun peserta didik dengan peserta didik lainnya. Mengenai lingkungan yang berkaitan dengan keindahan, meru-pakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik meskipun tidak secara langsung. Hal ini karena halaman yang asri, taman yang indah dilihat mata akan memberikan dampak positif kepada peserta didik, setidaknya mereka menjadi betah di sekolah. Hubungan antar sesama insan yang berada di sekolah sangat membantu kenyamanan peserta didik di sekolah. Informasi mengenai siapa peserta didik yang mudah atau sulit bergaul sangat diperlukan pendidik ketika mereka mengalami masalah.

B.       Keterampilan Menyusun SAP (Satuan Acara Pembelajaran)
1.       Pengertian Satuan Acara Pembelajaran
Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar.  Proses penyusunan perencanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan/memperkirakan mengenai apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran.
Satuan pelajaran yang dikenal sekarang dengan rencana mengajar atau persiapan mengajar adalah program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil. Syaodih mengungkapkan bahwa guru mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, satu minggu, atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut sebagai program unit, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut program satuan pelajaran.[1][1]
Satuan pelajaran atau rencana mengajar dapat tertuang dalam bentuk silabus dan RPP.

2.      Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Pengembangan Silabus KTSP dan kurikulum 2013 dalam garis besarnya hampir sama namun tetap ada yang membedakan yaitu SK – KI, dalam hal penilaian serta dalam proses kegiatan inti pembelajaran.[2][9] Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: [3][10]
Menentukan Identitas Silabus
Identitas silabus terdiri dari nama sekolah, mata pelajaran, kelas dan semester. Misalnya   :
Nama Sekolah              :
Mata Pelajaran :
Kelas                           :
Semester                      :
Penentuan identitas seperti di atas berfungsi untuk memberikan informasi kepada guru tentang hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan silabus, misalnya tentang karakteristik siswa, kemampuan awal dan kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dan lain sebagainya.

3.      Format Silabus Berbasis KTSP :[4][11]
SILABUS
Nama Sekolah              :
Mata Pelajaran :          
Kelas / Program           :          
Semester                      :
Pertemuan                    :
Sandar Kompetensi      :

Kompetensi Dasar
Materi Ajar
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
(menit)
Sumber /Bahan/ Alat

Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh  Instrumen


























4.      Format Silabus Kurikulum 2013[5][12]
SILABUS
Mata Pelajaran :   ………………………..
Satuan Pendidikan        :   ………………………..
Kelas                           :   ………………………..
Kompetensi Inti
 KI 1    : ...........................................................................................................
 KI 2    : ...........................................................................................................
 KI 3    : ...........................................................................................................
 KI 4    : ...........................................................................................................

Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1. [sisipkan seluruh KD dari KI 1]





2. [sisipkan seluruh KD dari KI 2]





3.1  ....................
3.2  ....................
dst
4.1  ....................
4.2  ....................
Dst
Judul Materi Pokok :
-  ……
-  ……
Mengamati
-       ……………
-       ……………
Menanya
-       ……………
-       ……………
Mengeksperimenkan/mengeksplorasikan
-       ……………
-        ……………
Mengasosiasikan
-       ……………
-       ……………
Mengomunikasikan
-       ……………
-       ……………
Tugas

Observasi

Portofolio

Tes
…. Mg x 3 jp
Al-Qur’an terjemah, dll.

5.      Hakikat RPP
RPP adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Dalam pedoman umum pembelajaran untuk penerapan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup:[6][13]
1.      Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester;
2.      Materi pokok;
3.      Alokasi waktu;
4.      Tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi;
5.      Materi pembelajaran; metode pembelajaran;
6.      Media, alat dan sumber belajar;
7.      Langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan
8.      Penilaian. 
Semua pendidik di setiap sekolah harus menyusun RPP untuk mata pelajaran kelas di mana pendidik tersebut mengajar (pendidik kelas dan pendidik mata pelajaran). Pendidik kelas adalah sebutan untuk pendidik yang mengajar kelas-kelas pada tingkat tertentu di Sekolah Dasar (SD). Sedangkan pendidik mata pelajaran adalah pendidik yang mengampu mata pelajaran tertentu pada kenjang SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. 
Pengembangan RPP dianjurkan untuk dikembangkan/disusun di setiap awal semester atau awal tahun pelajaran. Hal ini ditujukan agar RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan proses penyusunan/pembuatan/ atau pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok di MGMP. 
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh pendidik secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah pendidik mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu semestinya harus difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau pendidik senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.[7][14]

6.      Tujuan dan Fungsi Penyusunan RPP
Tujuan penyusunan RPP adalah untuk :[8][15]
1. Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang interaktif dan dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua potensi kecakapan majemuk (multipel intellegencis) yang dimiliki setiap peserta didik
2. Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik, dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
3.      Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.
Sementara itu, fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikan dengan respon siswa dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya.

7.      Format RPP untuk kurikulum 2013 :[9][21]
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan        :   ..................................................
Kelas / Semester          :   .................... / ...........................
Mata Pelajaran             :   ..................................................
Topik                           :   ..................................................
Materi Pokok              :   ..................................................
Alokasi Waktu             :   ..................................................
Jumlah Pertemuan        :   ..................................................
Kompetensi Inti            :
KI 1                            :    .......................................................................................
KI 2                            :    .......................................................................................
KI 3                            :    .......................................................................................
KI 4                            :    .......................................................................................
A.    Kompetensi Dasar
B.     Indikator Pencapaian Kompetensi 
C.     Tujuan Pembelajaran
D.    Materi Ajar
E.     Metode Pembelajaran
F.      Alat (Bahan) / Sumber Belajar:
G.    Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
-       ..............................................................
-       ..............................................................

Inti
Mengamati
-       ..............................................................
-       ..............................................................
Menanya
-       ..............................................................
-       ..............................................................
Eksperimen/Eksplor
-       ..............................................................
-       ..............................................................
Assosiasi
-       ..............................................................
-       ..............................................................
Komunikasi
-       ..............................................................
-       ..............................................................

Penutup
-       ..............................................................
-       ..............................................................


H.    Penilaian    
1.      Jenis/teknik penilaian
2.      Bentuk instrumen dan instrumen
3.      Pedoman penskoran

Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada KTSP terdiri dari :
1.      Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema materi pelajaran yang dibahas, dan jumlah jam pertemuan.
2.      Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi atau kemampuan minimal peserta didik dalam menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3.      Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4.      Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5.      Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6.      Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butirbutir uraian sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7.      Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
8.      Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, karakteristik dari setiap indikator, dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/M I.
9.      Kegiatan Pembelajaran
a.       Pendahuluan / Kegiatan Awal
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (pemberian appersepsi).
b.      Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c.       Penutup / Kegiatan Akhir
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
10.  Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu pada Standar Penilaian.
11.  Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.[10][22]



Format RPP Berbasis KTSP :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah              :  ....................................................
Mata Pelajaran :  ....................................................
Kelas/Semester            :  ....................................................
Pertemuan Ke              :  ....................................................
Alokasi Waktu             :   ....................................................
(Isi sesuai dengan silabus)
A.    Standar Kompetensi
B.     Kompetensi Dasar
C.     Indikator
(Kompetensi Dasar dan indikator ditulis lengkap sesuai dengan silabus)
D.    Tujuan Pembelajaran
E.     Materi Ajar
(Tulis garis besar atau pokok-pokoknya saja, yang langsung berkaitan dengan indikator dan tujuan pembelajaran)
F.      Metode Pembelajaran
G.    Langkah-Langkah Pembelajaran
No
Langkah-langkah Pembelajaran
 Alokasi
Waktu
Sumber
Metode
Alat / Media

Kegiatan Awal :
1.      ...........................................
2.      ...........................................
3.      Dst





Kegiatan Inti
1.      ...........................................
2.      ...........................................
3.      Dst





Kegiatan Akhir :
1.      ...........................................
2.      ...........................................
3.      Dst





H.    Evaluasi/Penilaian:
Data kemajuan belajar diperoleh dari:
  1. Hasil tes
  2. Hasil pekerjaan rumah[11][23]
C.     Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach), pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekatan tersebut.
Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach) pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (weber).
Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.
Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilaku yang bersifat positif dari siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki prilaku negative yang dilakukan oleh siswa.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan megembalikan ke kondisi optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.
1.      Tujuan Penggunaan Pengelolaan Kelas
Penggunaan komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan, baik untuk siswa maupun untuk guru. Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Tujuan untuk siswa
Keterampilan mengelola kelas untuk siswa bermaksud:
a)          Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
b)          Membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
c)          Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas. 
Tujuan untuk guru:
Bagi guru, tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih keterampilannya dalam:
a)       Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.
b)       Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa
c)       Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebih-lebihan atau terus menerus melawan di kelas.
2.      Prinsip Pengelolaan Kelas
1.    Kehangatan dan Keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar-mengajar yang optimal. Guru yang bersifat hangat dan akrab secara ajek menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, terhadap kegiatan-kegiatan, atau terhadap siswanya akan lebih mudah pula melaksanakan komponen keterampilan tersebut secara berhasil.

2.     Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang. Perhatian dan minat siswa akan terpelihara dengan kegiatan guru tersebut.

3.    Bervariasi
Pengunaan variasi dalam media, gaya, dan interaksi mengajar-belajar merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta pengulangan-pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat berbagai variasi maka proses menjadi jenuh akan berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan mengganggu kawannya.
3.      Hal-hal yang Harus Dihindari
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut.
  • Campur tangan yang berlebih (teachers instruction
Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asyik berlangsung dengan komentar, pertanyaan, atau petunjuk yang mendadak,  kegiatan itu akan terganggu atau terputus. Hal ini akan memberi kesan kepada siswa bahwa guru tidak memperhatikan keterlibatan dan kebutuhan anak. Ia hanya ingin memuaskan kehendak sendiri. 
  • Kelenyapan (fade away)

Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi, penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alasan yang jelas. Juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam yang terlalu lama, kehilangan akal, atau melupakan langkah-langkah dalam pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pikiran siswa mengawang-awang, melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran. 

  • Ketidak tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and stars)
Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengetahui aktivitas sebelumnya menghentikan kegiatan pertama, memulai yang kedua, kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.














BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
1.      Sebelum mengajar, seorang pendidik perlu mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kelancaran pembelajaran yang akan dilaksanakan. Namun sebelum mempersiapkan, banyak hal yang harus diketahui pendidik agar persiapan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan situasi dan kondisi yang akan dihadapi, baik yang menyangkut kondisi peserta didik, sarana prasarana sekolah, keadaan kelas, lingkungan sekolah, dan lain-lain.
2.      Pengertian Satuan Acara Pembelajaran
Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar.  Proses penyusunan perencanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan/memperkirakan mengenai apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran.
3.                  Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach), pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekatan tersebut.












DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 103.
Disampaikan pada perkuliahan Micro Teaching Semester VI di STIT Pemalang, pada April 2015.
Muhammad Faiq  Perencanaan RPP Kurikulum 2013, (http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/11/perancangan-RPP-Kurikulum-2013.html) di akses tanggal 23 April 2015
Luqman Mania, Makalah RPP, (http://luqmanmaniabgt. blogspot. com/2011/11/makalah-rpp.html), diakses pada tanggal 24 April 2015
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Penidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),  hlm. 239



[1][1] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 103.
[2][9] Disampaikan pada perkuliahan Micro Teaching Semester VI di STIT Pemalang, pada April 2015.
[3][10] Abdul Majid, Op.Cit, hlm. 42-59
[4][11] Abdul Majid, Op.Cit, hlm. 64.
[6][13] Muhammad Faiq  Perencanaan RPP Kurikulum 2013, (http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/11/perancangan-RPP-Kurikulum-2013.html) di akses tanggal 23 April 2015
[7][14] Ibid.
[8][15] Luqman Mania, Makalah RPP, (http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2011/11/makalah-rpp.html), diakses pada tanggal 24 April 2015
[9][21] Ibid.
[11][23] E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Penidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),  hlm. 239

Tidak ada komentar:

Posting Komentar