BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Ilmu adalah pengetahuan manusia
mengenai segala hal yang dapat diindera oleh potensi manusia (penglihatan,
pendengaran, perasaan dan keyakinan) melalui akal atau proses berfikir
(logika). Ini adalah konsep umum (barat) yang disebut (knowledge). Pengetahuan
yang telah dirumuskan secara sistematis merupakan formula yang disebut ilmu
pengetahuan (science). Dalam Al-Qur’an, keduanya disebut (ilmu).
Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang dimaksud ilmu itu tidak terbatas
pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (sience) saja, melainkan justru diawali
oleh ilmu Allah yang dirumuskan dalam lauhil mahfudzh yang disampaikan kepada
kita melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ilmu Allah itu
melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Bila diikuti
jalan fikiran ini, maka dapatlah kita fahami bahwa Al-Qur’an merupakan sumber
pengetahuan manusia (Knowledge dan science). Dengan membaca dan memahami
Al-Qur’an, manusia pada hakekatnya akan memahami ilmu Allah,
yaitu firman-firman-Nya.
Jadi, berdasarkan fakta-fakta yang ada
dan apa-apa yang terkandung dalam al-qur’an, kita dapat membulatkan pernyataan
bahwa ilmu yang dimiliki oleh manusia dan yang wajib dituntut oleh
manusia, semua berporos pada agama. Agama yang menjunjung tinggi peran
akal dalam mengenal hakikat segala sesuatu. Begitu pentingnya peran akal,
sehingga bahkan dikatakan bahwa tak ada agama bagi orang yang tak berakal,
dengan akal yang telah sempurna itulah maka Islam diturunkan ke alam semesta.
Melalui akal, manusia dengan proses berfikir berusaha memahami berbagai realita
yang hadir dalam dirinya, sehinga manusia mampu menemukan kebenaran sesuatu,
membedakan antara haq dan bathil. Sehingga dapat dikatakan bahwaakal dan
kemampuan berpikir yang dimiliki manusia adalah fitrah manusia yang membedakannya
dari makhluk yang lain.
B. KEDUDUKAN ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Sebagai orang yang rendah pengetahuan
keislamannya beranggapan bahwa Al-Qur’an adalah sekedar kumpulan cerita-cerita
kuno yang tidak mempunyai manfaat yang signifikan terhadap kehidupan modern,
apalagi jika dikolerasikan dengan kemajuan IPTEK saat ini. Al-Qur’an menuntut
mereka cukuplah dibaca untuk sekedar mendapatkan pahala bacaannya, tidak untuk
digali kandungan ilmu didalamnya, apalagi untuk menjawab
permasalahan-permasalahan dunia modern dan diterapkan dalam segala aspek
kehidupan, hal itu adalah sesuatu yang nonsense. Anggapan-anggapan di atas
merupakan indikasi bahwa orang tersebut tidak mau berusaha untuk membuka
Al-Qur’an dan menganalisis kandungan ayat-ayatnya. Oleh karenanya maka anggapan
tersebut adalah sangat keliru dan bertolak belakang dengan semangat Al-Qur’an
itu sendiri. Bukti-bukti ini yang menunjukkan sebaliknya misalnya, bahwa wahyu
yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi-Nya Muhammad SAW adalah
perintah untuk membaca/belajar dan menggunakan akal, bukan perintah untuk
shalat, puasa atau dzikrullah. Demikian tinggi hikmah turunnya ayat ini,
menunjukkan perhatian Islam yang besar terhadap ilmu pengetahuan.
Sejarah
menunjukkan, bahwa pada masa kaum muslimin mempelajari dan melaksanakan
agamanya dengan benar, maka mereka memimpin dunia dengan pakar-pakar yang
menguasai dalam disiplin ilmunya masing-masing, sehingga Barat pun
belajar dari mereka. Baru di masa kaum muslimin meninggalkan ajaran agamanya
dan tergiur dengan kenikmatan duniawi dan berpaling ke barat, maka Allah SWT
merendahkan dan menghinakan mereka. Sungguh telah benar Rasulullah SAW yang
telah memperingatkan umatnya dalam hal ini. Karena kedudukan ilmu yang
sedemikian tingginya, maka islam mewajibkan umatnya untuk memperlajari ilmu.
C.
AYAT TENTANG ILMU PENGETAHUAN
1.
Mujaadalah (58) ayat 11
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ
تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا
قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ
وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ
١١
Artinya :
Hai
orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
2.
Surah
al baqarah ayat 31-32
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ
عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبُِٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن
كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ٣١ قَالُواْ سُبۡحَٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا
عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ ٣٢
Artinya :
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar
orang-orang yang benar! (31). Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak
ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (32).
3.
Surat Taubah (9) ayat 122
۞وَمَا كَانَ
ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ
مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ
إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢
Artinya :
Tidak sepatutnya
bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.
4.
Az-Zumar (39) ayat 9
أَمَّنۡ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ سَاجِدٗا وَقَآئِمٗا
يَحۡذَرُ ٱلۡأٓخِرَةَ وَيَرۡجُواْ رَحۡمَةَ رَبِّهِۦۗ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي
ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ
أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٩
Artinya :
(Apakah kamu
hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
5.
Surat Al-Alaq (96) ayat 1-5
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ
مِنۡ عَلَقٍ ٢ ٱقۡرَأۡوَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٣ ٱلَّذِي
عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥
Artinya :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
(1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3). Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam (4). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5).
6. Surah Ali Imran Ayat 7
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ عَلَيْكَ
الْكِتَابَ مِنْهُ ءَايَاتٌ مُّحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ
مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ
مَاتَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَآءَ تَأْوِيلِهِ
وَمَايَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلاَّ اللهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ
ءَامَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَايَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوا
اْلأَلْبَابِ {7} رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ
لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ{8}
“Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur’an)
kepadamu.Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok
isi al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat.Adapun orang-orang yang dalam hatinya
condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat
dari padanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal
tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang
mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang muta-syabihat,
semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.(Mereka berdoa), “Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah
Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari
sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (Ali
Imran: 7-8 ).
D.
AYAT
YANG SENADA DENGAN AYAT-AYAT DIATAS.
1. Ali
‘imran ayat 18 dan 187
2. An
nisa ayat 83 dan 37
3. Ar
ra’d ayat 16
4. Al
ankabut ayat 43
5. Fatir
ayat 19 dan 28
6. Al
baqarah ayat 146, 159, dan 174
7. Al
a’raf ayat 169
8. An
nahl ayat 43
9. Al
anbiya ayat 27
E.
AYAT
MAKIYYAH DAN MADANIYYAH
a.
Ayat
makiyyah
1. Surah
al alaq ayat 1-5
2. Surah
Fatir ayat 19 dan 28
3. Surah
Al ankabut ayat 43
4. Surah
Ar ra’d ayat 16
5. Surah
Al a’raf ayat 169
6. Surah
An nahl ayat 43
7. Surah
Al anbiya ayat 27
8. Surah Az-Zumar ayat
9
b.
Ayat
madaniyah
1. Surah
al baqarah ayat 31-32
2. Surah
ali ‘imron ayat 18 dan 187
3. Surah
an nisaa ayat 83 dan 37
4. Surah
at taubah ayat 122
5. Surah
al mujadalah ayat 11
F.
ASBANUN
NUZUL SURAH AL MUJADALAH AYAT 11
Asbabun Nuzul QS. Al-Mujadalah ayat 11 ini, diriwayatkan oleh Ibn
Abi Hatim dari Muqatil bin Hibban, ia mengatakan bahwa pada suatu hari
yaitu hari Jum’at, Rasulullah Saw berada di Shuffah mengadakan pertemuan di
suatu tempat yang sempit, dengan maksudmenghormati pahlawan perang Badar yang
terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar. Beberapa pahlawan perang Badar ini
terlambat datang, diantaranya Tsabit bin Qais, sehingga mereka berdiri diluar
ruangan. Mereka mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Ayyuhan NabiWabarakatuh”,
lalu Nabi menjawabnya. Mereka pun mengucapkan sama kepada orang-orangyang
terlebih dahulu datang, dan dijawab pula oleh mereka. Para pahlawan Badar itu
tetap berdiri, menunggu tempat yang disediakan bagi mereka tetapi tak
ada yangmemperdulikannya.Melihat keadaan tersebut, Rasulullah menjadi kecewa
lalu menyuruhkepada orang-orang di sekitarnya untuk berdiri.Diantara mereka ada
yang berdiri tetapi rasakeengganan nampak di wajah mereka.Maka orang-orang
munafik memberikan reaksi dengan maksud mencela Nabi, sambil mengatakan “Demi
Allah, Muhammad tidak adil, ada orang.yang lebih dahulu datang dengan maksud
memperoleh tempat duduk di dekatnya, tetapidisuruh berdiri untuk diberikan
kepada orang yang terlambat datang”.Lalu turunlah ayat ini.
Bagian akhir ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat tinggi kedudukan orang yang beriman dan orang yang diberi ilmu. Orang-orang yang beriman diangkatkedudukannya
oleh Allah dan Rasul-Nya, sedangkan orang-orang yang berilmu diangkatkedudukannya karena mereka dapat member
banyak manfaat kepada orang lain. Ilmu disinitidak terbatas pada ilmu-ilmu
agama saja, tetapi termasuk di dalamnya ilmu-ilmu keduniaan.Apapun ilmu yang
dimiliki seseorang bila ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain,ilmu
itu tergolong salah satu dalam tiga pusaka yang tidak akan punah meskipun pemiliknyatelah
meninggal dunia. Tiga pusaka dimaksud adalah sedekah jariah, ilmu yang
bermanfaatdan anak yang shaleh yang mendoakan kepada orang tuanya.
Dalam QS.Al-Mujadalah ayat 11
di atas, Allah menganjurkan kepada kita agar senantiasamau bekerja keras, baik
dalam menuntut ilmu maupun bekerja mencari nafkah. Hanya orang-orang yang rajin
belajarlah yang akan mendapatkan banyak ilmu. Dan hanya orang-orangyang berilmulah
yang memiliki semangat kerja untuk meraih kebahagiaan hidup. Oleh karenaitu,
Allah menjamin akan mengangkat derajat kehidupan orang-orang yang beriman
dan berilmu.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita dapat menyaksikan orang yang rajin belajar dan bekerjahidupnya
sukses dan berprestasi, sedangkan orang yang malas dan tidak memiliki
ilmuhidupnya susah dan selalu gagal. Betapa pentingnya memiliki ilmu
pengetahuan dansemangat berkerja keras. Sebab hanya dengan ilmu yang bermanfaat
dan amal yang bergunalah manusia akan mendapatkan kebahagiaan hidup, baik
di dunia maupun di akhirat.Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat
antara lain :
1. Perilaku disiplin dan taat
asas, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan baik dirisendiri maupun
orang lain
2. Menghormati hak dan kewibawaan
orang lain, sebab pada dasarnya semua orangingin dihargai dan dihormati
kewibawaannya
3. Rajin dan giat mencari ilmu,
baik ilmu umum maupun ilmu agama
4. Rajin dan taat beribadah kepada
Allah
5. Bersikap sportif dan konsekuen
dengan bersedia menerima kesalahan dan kekurangdiri sendiri serta mengakui
kelebihan dan kebenaran dari orang lain.
6. Bekerja/belajar sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan
7. Bekerja/belajar dengan penuh
semangat, sehingga dipandang sebagai sesuatu yangmenyenangkan
8. Bekerja dengan sikap penuh
tanggung jawab, tidak hanya kepada manusia melainkankepada Allah
9. Bekerja dengan didasari niat
ibadah kepada Allah Swt
Sebagai generasi yang hidup
pada era modern, persaingan hidup semakin ketat dan peluangmendapat pekerjaan semakin
sempit, hendaknya kita dapat mempersiapkan diri dengan berbagai bekal ilmu
pengetahuan dan keterampilan, serta etos kerja yang baik. Dengandemikian
kita tidak akan tertinggal oleh generasi lain yang juga memiliki
perbekalan diriyang cukup. Oleh sebab itu, hendaknya kita dapat membiasakan
diri beretos kerja yang baiksejak saat ini. Untuk dapat membiasakan diri
menerapkan beretos kerja yang baik, hendaknyaterlebih dahulu diperhatikan
:
1. Pahami dengan baik bahwa waktu
dan kesempatan datangnya hanya sekali dalamseumur hidup. Hari ini tidak akan
datang lagi pada hari esok atau lusa, ia akanterkubur oleh hari-hari
berikutnya.
2.
Biasakan
menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yang
positif, jangan biarkan waktu berlalu tanpa arti atau terisi dengan perbuatan
yang sia-sia
3.
Biasakan
hidup teratur dan bersikap disiplin, taat kepada aturan, tepat atas
komitmen,dan setia pada janji, sehingga hidup terasa indah dan bermakna
4.
Jadikan
suatu pekerjaan sebagai kewajiban yang harus ditunaikan, sehingga tidakterbersit
pikiran akan menyepelekannya
5. Mulailah membiasakan diri
beretos kerja yang baik sejak sekarang, dengan menata jadwal kegiatan
sendiri dan berusaha menepati dan melaksanakannya
G.
HADIST
YANG BERKAITAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN
1.
قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا يَتْبَغِ لِلْجَاهِلِ اَنْ
يَسْكُنَ عَلَى جَهْلِهِ وَلَا لِلْعَالِمِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى عِلْمِهِ (رَوَاُه
الطَّبْرَانِىُّ)
“Rasulullah SAW bersabda : “Tidak
pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula
orang yang berilmu mendiamkan ilmunya” (H.R Ath-Thabrani)
“Barangsiapa
merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.”
(HR. Muslim)
“Tuntutlah
ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah
sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan
terhormat dan mulia (tinggi).Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di
dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii’)
“Duduk
bersama para Ulama adalah ibadah.” (HR. Al-Dailami)
“Tuntutlah ilmu dan belajarlah
(untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada
orang yang mengajar kamu.” (HR. Al-Thabrani)
“Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat
dari Kitabullah telah baik bagimu dari pada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan
pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu
lebih baik dari pada shalat seribu rakaat.” (HR. Ibn Majah)
“Apabila kamu melewati taman-taman
surga, minumlah hingga puas.Para sahabat bertanya,”Ya Rasulullah, apa yang
dimaksud taman-taman surga itu?”Nabi SAW menjawab,”majelis-majelis ta’lim.”
(HR. Al-Thabrani)
“Janganlah
kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk
diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya.Jangan pula
menuntut ilmu untuk penampilan dalam mejelis (pertemuan atau rapat) dan untuk
menarik perhatian orang-orang kepadamu.Barangsiapa seperti itu maka baginya
neraka…neraka. (HR. Al-Tirmidzi dan Ibn Majah)
“Barangsiapa
ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari
kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka.” (HR. Abu Dawud)
“Sesungguhnya Allah tidak menahan
ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama
sehingga tidak tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat
pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia diberi fatwa tanpa ilmu
pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan (Bukhari , Muslim)
H.
KESIMPULAN
YANG DAPAT DIAMBIL DARI GAMBARAN AYAT DAN HADIS DIATAS
1. Ilmu
pengetahuan merupakan suatu hal yang wajib bagi setiap umat islam baik itu
laki-laki maupun perempuan tanpa memandang umur.
2. Ilmu
pengetahuan merupakan salah satu jalan menuju surga allah subhanahu wata’ala
3. Ilmu
sejak dulu telah diajarkan oleh nabi Muhammad kepada para sahabat baik secara
terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi
4. Memebentuk
suatu majelis dalam hal menuntut ilmu dapat mengangkat derajat seorang manusia
di hadapan allah
5. Sesungguhnya ilmu pengetahuan
menempatkan orang dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu
pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ilmu yang dimiliki oleh manusia
dan yang wajib dituntut oleh manusia, semua berporos pada agama. Agama
yang menjunjung tinggi peran akal dalam mengenal hakikat segala sesuatu. Begitu
pentingnya peran akal, sehingga bahkan dikatakan bahwa tak ada agama bagi orang
yang tak berakal, dengan akal yang telah sempurna itulah maka Islam diturunkan
ke alam semesta. Melalui akal, manusia dengan proses berfikir berusaha memahami
berbagai realita yang hadir dalam dirinya, sehinga manusia mampu menemukan
kebenaran sesuatu, membedakan antara haq dan bathil. Sehingga dapat dikatakan
bahwaakal dan kemampuan berpikir yang dimiliki manusia adalah fitrah manusia
yang membedakannya dari makhluk yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar