Jumat, 18 Maret 2016

makalah hadist tarbawi


BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Ilmu adalah pengetahuan manusia mengenai segala hal yang dapat diindera oleh potensi manusia (penglihatan, pendengaran, perasaan dan keyakinan) melalui akal atau proses berfikir (logika). Ini adalah konsep umum (barat) yang disebut (knowledge). Pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematis merupakan formula yang disebut ilmu pengetahuan  (science). Dalam Al-Qur’an, keduanya disebut (ilmu). Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang dimaksud ilmu itu tidak terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (sience) saja, melainkan justru diawali oleh ilmu Allah yang dirumuskan dalam lauhil mahfudzh yang disampaikan kepada kita melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Bila diikuti jalan fikiran ini, maka dapatlah kita fahami bahwa Al-Qur’an merupakan sumber pengetahuan manusia (Knowledge dan science). Dengan membaca dan memahami Al-Qur’an, manusia pada hakekatnya akan memahami ilmu Allah, yaitu firman-firman-Nya.

Jadi, berdasarkan fakta-fakta yang ada dan apa-apa yang terkandung dalam al-qur’an, kita dapat membulatkan pernyataan bahwa ilmu  yang dimiliki oleh manusia dan yang wajib dituntut oleh manusia, semua berporos pada agama. Agama yang menjunjung tinggi peran akal dalam mengenal hakikat segala sesuatu. Begitu pentingnya peran akal, sehingga bahkan dikatakan bahwa tak ada agama bagi orang yang tak berakal, dengan akal yang telah sempurna itulah maka Islam diturunkan ke alam semesta. Melalui akal, manusia dengan proses berfikir berusaha memahami berbagai realita yang hadir dalam dirinya, sehinga manusia mampu menemukan kebenaran sesuatu, membedakan antara haq dan bathil. Sehingga dapat dikatakan bahwaakal dan kemampuan berpikir yang dimiliki manusia adalah fitrah manusia yang membedakannya dari makhluk yang lain.

B.     KEDUDUKAN ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Sebagai orang yang rendah pengetahuan keislamannya beranggapan bahwa Al-Qur’an adalah sekedar kumpulan cerita-cerita kuno yang tidak mempunyai manfaat yang signifikan terhadap kehidupan modern, apalagi jika dikolerasikan dengan kemajuan IPTEK saat ini. Al-Qur’an menuntut mereka cukuplah dibaca untuk sekedar mendapatkan pahala bacaannya, tidak untuk digali kandungan ilmu didalamnya, apalagi untuk menjawab permasalahan-permasalahan dunia modern dan diterapkan dalam segala aspek kehidupan, hal itu adalah sesuatu yang nonsense. Anggapan-anggapan di atas merupakan indikasi bahwa orang tersebut tidak mau berusaha untuk membuka Al-Qur’an dan menganalisis kandungan ayat-ayatnya. Oleh karenanya maka anggapan tersebut adalah sangat keliru dan bertolak belakang dengan semangat Al-Qur’an itu sendiri. Bukti-bukti ini yang menunjukkan sebaliknya misalnya, bahwa wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi-Nya Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca/belajar dan menggunakan akal, bukan perintah untuk shalat, puasa atau dzikrullah. Demikian tinggi hikmah turunnya ayat ini, menunjukkan perhatian Islam yang besar terhadap ilmu pengetahuan.
Sejarah menunjukkan, bahwa pada masa kaum muslimin mempelajari dan melaksanakan agamanya dengan benar, maka mereka memimpin dunia dengan pakar-pakar yang menguasai dalam  disiplin ilmunya masing-masing, sehingga Barat pun belajar dari mereka. Baru di masa kaum muslimin meninggalkan ajaran agamanya dan tergiur dengan kenikmatan duniawi dan berpaling ke barat, maka Allah SWT merendahkan dan menghinakan mereka. Sungguh telah benar Rasulullah SAW yang telah memperingatkan umatnya dalam hal ini. Karena kedudukan ilmu yang sedemikian tingginya, maka islam mewajibkan umatnya untuk memperlajari ilmu.

C.     AYAT TENTANG ILMU PENGETAHUAN

1.      Mujaadalah (58) ayat 11

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١
Artinya :
            Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2.      Surah al baqarah ayat 31-32

وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِ‍ُٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ٣١ قَالُواْ سُبۡحَٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ ٣٢
Artinya :
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! (31). Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (32).
3.      Surat Taubah (9) ayat 122

۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢
     Artinya :
 Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

4.      Az-Zumar (39) ayat 9

أَمَّنۡ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ سَاجِدٗا وَقَآئِمٗا يَحۡذَرُ ٱلۡأٓخِرَةَ وَيَرۡجُواْ رَحۡمَةَ رَبِّهِۦۗ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٩
Artinya :
 (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

5.      Surat Al-Alaq (96) ayat 1-5

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١  خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٢ ٱقۡرَأۡوَرَبُّكَ     ٱلۡأَكۡرَمُ ٣  ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥
Artinya : 
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3). Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5).

6.      Surah Ali Imran Ayat 7

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ ءَايَاتٌ مُّحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَاتَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَآءَ تَأْوِيلِهِ وَمَايَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلاَّ اللهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَايَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ {7} رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ{8}

Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur’an) kepadamu.Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat.Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat dari padanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang muta-syabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (Ali Imran: 7-8 ).

D.    AYAT YANG SENADA DENGAN AYAT-AYAT DIATAS.

1.      Ali ‘imran ayat 18 dan 187
2.      An nisa ayat 83 dan 37
3.      Ar ra’d ayat 16
4.      Al ankabut ayat 43
5.      Fatir ayat 19 dan 28
6.      Al baqarah ayat 146, 159, dan 174
7.      Al a’raf ayat 169
8.      An nahl ayat 43
9.      Al anbiya ayat 27

E.     AYAT MAKIYYAH DAN MADANIYYAH
a.      Ayat makiyyah
1.      Surah al alaq ayat 1-5
2.      Surah Fatir ayat 19 dan 28
3.      Surah Al ankabut ayat 43
4.      Surah Ar ra’d ayat 16
5.      Surah Al a’raf ayat 169
6.      Surah An nahl ayat 43
7.      Surah Al anbiya ayat 27
8.      Surah Az-Zumar ayat 9
b.      Ayat madaniyah
1.      Surah al baqarah ayat 31-32
2.      Surah ali ‘imron ayat 18 dan 187
3.      Surah an nisaa ayat 83 dan 37
4.      Surah at taubah ayat 122
5.      Surah al mujadalah ayat 11

F.     ASBANUN NUZUL SURAH AL MUJADALAH AYAT 11
Asbabun Nuzul QS. Al-Mujadalah ayat 11 ini, diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim dari Muqatil bin Hibban, ia mengatakan bahwa pada suatu hari yaitu hari Jum’at, Rasulullah Saw berada di Shuffah mengadakan pertemuan di suatu tempat yang sempit, dengan maksudmenghormati pahlawan perang Badar yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar. Beberapa pahlawan perang Badar ini terlambat datang, diantaranya Tsabit bin Qais, sehingga mereka berdiri diluar ruangan. Mereka mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Ayyuhan NabiWabarakatuh”, lalu Nabi menjawabnya. Mereka pun mengucapkan sama kepada orang-orangyang terlebih dahulu datang, dan dijawab pula oleh mereka. Para pahlawan Badar itu tetap berdiri, menunggu tempat yang disediakan bagi mereka tetapi tak ada yangmemperdulikannya.Melihat keadaan tersebut, Rasulullah menjadi kecewa lalu menyuruhkepada orang-orang di sekitarnya untuk berdiri.Diantara mereka ada yang berdiri tetapi rasakeengganan nampak di wajah mereka.Maka orang-orang munafik memberikan reaksi dengan maksud mencela Nabi, sambil mengatakan “Demi Allah, Muhammad tidak adil, ada orang.yang lebih dahulu datang dengan maksud memperoleh tempat duduk di dekatnya, tetapidisuruh berdiri untuk diberikan kepada orang yang terlambat datang”.Lalu turunlah ayat ini. 
Bagian akhir ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat tinggi kedudukan orang yang beriman dan orang yang diberi ilmu. Orang-orang yang beriman diangkatkedudukannya oleh Allah dan Rasul-Nya, sedangkan orang-orang yang berilmu diangkatkedudukannya karena mereka dapat member banyak manfaat kepada orang lain. Ilmu disinitidak terbatas pada ilmu-ilmu agama saja, tetapi termasuk di dalamnya ilmu-ilmu keduniaan.Apapun ilmu yang dimiliki seseorang bila ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain,ilmu itu tergolong salah satu dalam tiga pusaka yang tidak akan punah meskipun pemiliknyatelah meninggal dunia. Tiga pusaka dimaksud adalah sedekah jariah, ilmu yang bermanfaatdan anak yang shaleh yang mendoakan kepada orang tuanya.
Dalam QS.Al-Mujadalah ayat 11 di atas, Allah menganjurkan kepada kita agar senantiasamau bekerja keras, baik dalam menuntut ilmu maupun bekerja mencari nafkah. Hanya orang-orang yang rajin belajarlah yang akan mendapatkan banyak ilmu. Dan hanya orang-orangyang berilmulah yang memiliki semangat kerja untuk meraih kebahagiaan hidup. Oleh karenaitu, Allah menjamin akan mengangkat derajat kehidupan orang-orang yang beriman dan berilmu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menyaksikan orang yang rajin belajar dan bekerjahidupnya sukses dan berprestasi, sedangkan orang yang malas dan tidak memiliki ilmuhidupnya susah dan selalu gagal. Betapa pentingnya memiliki ilmu pengetahuan dansemangat berkerja keras. Sebab hanya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal yang bergunalah manusia akan mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat antara lain :

1.      Perilaku disiplin dan taat asas, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan baik dirisendiri maupun orang lain
2.      Menghormati hak dan kewibawaan orang lain, sebab pada dasarnya semua orangingin dihargai dan dihormati kewibawaannya
3.      Rajin dan giat mencari ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama
4.      Rajin dan taat beribadah kepada Allah
5.      Bersikap sportif dan konsekuen dengan bersedia menerima kesalahan dan kekurangdiri sendiri serta mengakui kelebihan dan kebenaran dari orang lain.
6.      Bekerja/belajar sesuai dengan aturan yang telah ditentukan
7.      Bekerja/belajar dengan penuh semangat, sehingga dipandang sebagai sesuatu yangmenyenangkan
8.      Bekerja dengan sikap penuh tanggung jawab, tidak hanya kepada manusia melainkankepada Allah
9.      Bekerja dengan didasari niat ibadah kepada Allah Swt

Sebagai generasi yang hidup pada era modern, persaingan hidup semakin ketat dan peluangmendapat pekerjaan semakin sempit, hendaknya kita dapat mempersiapkan diri dengan berbagai bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta etos kerja yang baik. Dengandemikian kita tidak akan tertinggal oleh generasi lain yang juga memiliki perbekalan diriyang cukup. Oleh sebab itu, hendaknya kita dapat membiasakan diri beretos kerja yang baiksejak saat ini. Untuk dapat membiasakan diri menerapkan beretos kerja yang baik, hendaknyaterlebih dahulu diperhatikan :

1.      Pahami dengan baik bahwa waktu dan kesempatan datangnya hanya sekali dalamseumur hidup. Hari ini tidak akan datang lagi pada hari esok atau lusa, ia akanterkubur oleh hari-hari berikutnya.
2.      Biasakan menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yang positif, jangan biarkan waktu berlalu tanpa arti atau terisi dengan perbuatan yang sia-sia
3.      Biasakan hidup teratur dan bersikap disiplin, taat kepada aturan, tepat atas komitmen,dan setia pada janji, sehingga hidup terasa indah dan bermakna
4.      Jadikan suatu pekerjaan sebagai kewajiban yang harus ditunaikan, sehingga tidakterbersit pikiran akan menyepelekannya
5.      Mulailah membiasakan diri beretos kerja yang baik sejak sekarang, dengan menata jadwal kegiatan sendiri dan berusaha menepati dan melaksanakannya

G.    HADIST YANG BERKAITAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN
1.       
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا يَتْبَغِ لِلْجَاهِلِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى جَهْلِهِ وَلَا لِلْعَالِمِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى عِلْمِهِ (رَوَاُه الطَّبْرَانِىُّ)
“Rasulullah SAW bersabda : “Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya” (H.R Ath-Thabrani)

Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)
Tuntutlah ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi).Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii’)
“Duduk bersama para Ulama adalah ibadah.” (HR. Al-Dailami)
“Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.” (HR. Al-Thabrani) Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah telah baik bagimu dari pada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik dari pada shalat seribu rakaat.” (HR. Ibn Majah)
“Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas.Para sahabat bertanya,”Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?”Nabi SAW menjawab,”majelis-majelis ta’lim.” (HR. Al-Thabrani)
“Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya.Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam mejelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu.Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka…neraka. (HR. Al-Tirmidzi dan Ibn Majah)
“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka.” (HR. Abu Dawud)
“Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia diberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan (Bukhari , Muslim)

H.    KESIMPULAN YANG DAPAT DIAMBIL DARI GAMBARAN AYAT DAN HADIS DIATAS
1.      Ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang wajib bagi setiap umat islam baik itu laki-laki maupun perempuan tanpa memandang umur.
2.      Ilmu pengetahuan merupakan salah satu jalan menuju surga allah subhanahu wata’ala
3.      Ilmu sejak dulu telah diajarkan oleh nabi Muhammad kepada para sahabat baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi
4.      Memebentuk suatu majelis dalam hal menuntut ilmu dapat mengangkat derajat seorang manusia di hadapan allah
5.      Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orang dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.


PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Ilmu  yang dimiliki oleh manusia dan yang wajib dituntut oleh manusia, semua berporos pada agama. Agama yang menjunjung tinggi peran akal dalam mengenal hakikat segala sesuatu. Begitu pentingnya peran akal, sehingga bahkan dikatakan bahwa tak ada agama bagi orang yang tak berakal, dengan akal yang telah sempurna itulah maka Islam diturunkan ke alam semesta. Melalui akal, manusia dengan proses berfikir berusaha memahami berbagai realita yang hadir dalam dirinya, sehinga manusia mampu menemukan kebenaran sesuatu, membedakan antara haq dan bathil. Sehingga dapat dikatakan bahwaakal dan kemampuan berpikir yang dimiliki manusia adalah fitrah manusia yang membedakannya dari makhluk yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar