Jumat, 18 Maret 2016

makalah pengamatan


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahinrobbil’alamin  puji syukur kehadirat Allah swt, karna atas berkat rahmat, taufiq, hidayah dan kesehatanya lah sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan atas kerja sama dari teman-teman. salawat serta salam senantiasa kita kirimkan kepada nabiyullah Muhammad saw yg telah mengantarkan manusia dari  zaman minazzulumati ilannur.
 berkat kerja sama dari teman-teman sehingga makalah ini dapat di persentasekan di hadapan teman-teman sekalian dalam salah satu tugas yg di berikan oleh dosen pembimbing dari mata kuliah yg berjudul ‘’ PSIKOLOGI PENDIDIKAN ‘’ dan judul makalah ‘’PENGAMATAN’’ ini  mampu terselesaikan dengan tepat waktu.
Terimah kasih  saya ucapkan kepada  teman-teman sekelompok saya atas kerja sama dan partisipasinya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dan terimah kasih pula atas kritikan dan saran dari teman-teman sekalian, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi penambahan ilmu pengetahuan bagi kita semua amin.



Terimah kasih.
                                                                        

                                                                                       

       Penulis





BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
              Munculnya suatu  pengamatan  karna adanya ide-ide baru atau suatu gagasan baru atau munculnya suatu fenomena baru sehinga harus di lakukan suatu pengamatan atau observasi untuk mendapatkan suatu data dan informasi tentang suatu objek tersebut untuk memastikan kebenaran dan kepastian suatu objek atau fenomena itu yg memang sudah ada sebelumnya, maka dari itu di perlukan adanya pengamatan.

B.RUMUSAN MASALAH
1. jelaskan pengertian pengamatan atau observasi.?
2.apa tujuan dari pengamatan atau observasi itu.?
3. sebutkan kelebihan dan kekurangan pengamatan atau observasi.?
4.jelaskan tekhnik pengamatan.!




                    







BAB II
PEMBAHASAN
            Istilah pengamatan berasal dari bahasa latin yaitu’’melihat’’ dan ‘’memperhatiakn’’. Istilah pengamatan di arahkan pada kegiatan memperhatiakn secara akurat , mencatat fenomena yg muncul ,dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut.
PENGAMATAN  menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu meneliti, pengawasan, melihat, memeriksa,mengamati lalu memahami dan  memperhatikan secara seksama baik menggunakan alat atau tidak  atau kesadaran yg tertuju pada peristiwa
atau fakta tertentu sebagai metode dalam penelitian.
        PENGAMATAN adalah aktifitas yg di lakukan oleh mahluk terhadap suatu objek atau suatu proses dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yg sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yg di butuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian .nah di dalam penelitian ini ada beberapa cara yg di lakukan antara lain dengan tes,kuesioner,rekaman,gambar dan rekaman video.
            Sebagai metode ilmiah pengamtan dapat juga di artikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yg di selidiki secara sistematik .
            Dalam arti luas pengamatan sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yg di lakukan ,baik secara langsung maupun tidak langsung pengamatan tidak langsung contoh nya tes.
            Cara observasi yg paling efektif adalah melengkapi dengan pedoman observasi pedoman pengamatan seperti format atau blangko pengamatan .
            Format yg di susun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yg di gambarkan akan terjadi.
setelah itu, penelitian sebagai seorang pengamat tinggal memberikan tanda cek pada kolom yg di kehendaki pada format tersebut.
            Pengamatan ada dua macam yaitu pengamatan kualitatif dan kuantitatif:
a.pengamatan kualitatif yaitu pengamatan yg tidak                                                            mengguakan alat ukur melainkan menggunakan alat indra.
b.sedangakan kuantitatif adalah pengamatan yg di lakukan dengan menggunakan alat ukur yg mengacu pada satuan pengukuran baku tertentu .
pengamatan menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu,baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial , pengamatan dapat berlangsung dalam konteks laboraturium (eksperimental) maupun konteks alamiah.
B.TUJUAN  PENGAMATAN
            Yaitu bertujuan atau berfungsi untuk mendapatkan data tentang  suatu masalah , sehingga di peroleh pemahaman atau sebagai alat re-chekingin atau pembuktian terhadap informasi \keterangan yg di peroleh sebelumnya .
            Sedangkan pada dasarnya pengamatan bertujuan untuk mendekskripsikan setting yg di pelajari , aktifitas-aktifitas yg berlangsung, orang-orang yg terlibat dalam aktifitas , dan makna kejadian yg di amati tersebut.sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi sebagai hal yg tidak relevan.
            Sedangkan tujuan pengamatan bagi seorang psikologi yaitu :
A.untuk keperluan asesmen awal dilakukan di luar ruang konseling .
misalnya : ruang tunggu ,halaman kelas, ruang bermain.
B.sebagai dasar titik awal dari kemajuan klien. Dari beberapa kali pertemuan psikolog akan mengetahui kemajuan yg  di capai klien.
C.bagi anak-anak , untuk mengetahui perkembangan anak-anak pada tahap tertentu .
D.di gunakan dalam memberi laporan pada orang tua , guru, dokter, dan lain-lain.
E.sebagai informasi status anak\remaja di sekolah untuk keperluan bimbingan dan konseling.

            pengamatan perlu di lakukan karna adanya beberapa alasan antara lain:
A.memungkinkan untuk mengukur banyak perilaku yg tidak dapat di ukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yg lain (alat tes)  hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
B.prosedur testing formal seringkali tidak di tanggapi serius oleh anakp-anak sebagai mana orang dewasa ,sehingga sering pengamatan  menjadi metode pengukur utama  .
C.pengamatan di rasakan lebih mudah dari pada cara pengumpulan data yg lain .pada anak-anak pengamatan menghasilkan informasi-informasi yg lebih akurat dari pada orang dewasa . sebab oarng dewasa akan memperlihatkan perilaku yg di buat-buat bila merasa sedang di amati.

 C.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGAMATAN
1.KELBIHAN OBSERVASI ATAU PENGAMATAN
            > dapat mencatat hal-hal dan prilaku pertumbuhan dansebagainya pada waktu kejadian itu berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.
            >dapat memperoleh data dari subjek secara langsung ,baik yg dapatberkomunikasi secra verbal ataupun tidak.
2.KELEMAHAN OBSERVASI ATAU PENGAMATAN
            > di perlukan waktu yg lama untukmendapatkan hasil dari suatu kejadian ,misalnyan adat penguburan bangsa toraja dalam peristiwa ritual kematian  ,maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut,
            >pengamatan terhadap suatu penomena yg berlangsung lama, tidak dapat di lakukan secara langsung.
            >adanya kegiatan-kegiatan yg tidak mungkindi amati , misalnya kegiatan-kegiatan yg berkaitan dengan hal-hal yg sifatnya pribadi.
Seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua ingin bertengkar ,kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik  keluarga tersebut karna kurang jelas.







D.TEKHNIK PENGAMATAN
            ada tiga jenis tekhnik pokok dalam pengamatan yg masing-masing umumnya cocok  untuk keadaan-keadaan tertentu , yaitu:
1.      Pengamatan partisipan suatu pengamatan di sebut pengamatan partisipan jika seorang yg mengadakan pengamatan turut ambil bagian dalam kehidupan observer.jenis tekhnik pengamatan partisipan umumnya di gunakan orang untuk penelitian yg bersifat eksplortif . untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yg besar seperti masyarakat suku bangsa karena pengamatan partisipatif memungkinkan peneliti dapat berkomunikasi secara leluasa dengan observer ,sehingga memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yg akan di teliti.beberapa persoalan pokok yg perlu mendapat perhatian yg cukup dan seorang participant observer adalah sebagai berikut:
a.metode pengamatan
      persoalan tentang metode observasi sama sekali tidak dapat di lepaskan dari scope dan tujuan penelitian yg hendak di selenggarakan.observer perlu memutuskan perhatianya pada apa yg sudah di terangkan dalam pedoman observasi atau pengamatan (observation guide).





b.waktu dan bentuk pencatatan
      masalah kapan dan bagaimana mengadakan pencatatan adalah masalah yg penting dalam pengamatan partisipan ini.sudah dapat di pastikan bahwa pencatatan dengan segera terhadap dengan kejadian-kejadian dalam situasi interaksi merupakan hal yg terbaik.
 Pencatatan on the spot akan mencegah pemalsuan ingatan karena terbatasnya ingatan . jika pencatatan on the spot tidak dapat di lakukan , sedangkan kelangsungan situasi cukup lama , maka perlu di jalangkan pencatatan dengan kata-kata kunci .akan tetapi pencatatan semacam ini pun harus di lakukan dengan cara-cara yg tidak menarik perhatian dan tidak menimbulkan kecurigaan .pencatatan dapat di lakukan misalnya pada kertas-kertas kecil atau pada kertas apapun yg kelihatanya tidak berarti.

c.intensi dan ekstensi partisipasi secara garis besar
      partisipasi tidaklah sama untuk semua penelitian dengan pengamatan partisipasi ini .peneliti dapat mengambil partisipasi hanya pada beberapa kegiatan sosial (partial participation), dan dapat juga pada setiap kegiatan sosial (full participation). Dan dalam tiap kegiatan itu penyelidik dapat turut serta sedalam-dalamnya ( intensive participation) atau secara minimal (surface participation) hal ini  tergantung kepada situasi dan kondisi yg ada.
      Dalam observasi partisipan ,observer berperan ganda yaitu sebagai pengamat sekaligus menjadi bagian dan yg di amati.sedangkan dalam observasi non partisipan observer hanya memerankan diri sebagai pengamat , perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari, dan menncatat tingkah laku atau fenomena yg di teliti.
Observasi non partisipan dapat bersipat tertutup ,dalam arti tidak di ketahui oleh subjek yg di teliti , ataupun terbuka yakni di ketahui oleh subjek yg di teliti.
2.      pengamatan sistematik
                  Observasi sistematik biasa di sebut juga observasi berkerangka atau structured observtion . ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka yg memuat faktor-faktor yg telah di atur kategorinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori itu.
a.       Materi pengamatan
Isi dan luas situasi  yg akan di observasi sistematik umumnya lebih terbatas . sebagai alat untuk penelitian descriptif ,peneliti berlandaskan pada perumusan-perumusan yg lebih khusus .
Wilayah satu scope observasinya sendiri di batasi dengan tegas sesuai dengan tujuan dan penelitian, bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada observasi partisipan yg umumnya di gunakan dalam penelitian eksploratip .
            Perumusan-perumusan masalah  yg hendak di selidiki sudah di khususkan , misalnya hubungan antara pengikut kerja sama dan persaingan ,prestasi belajar dan sebagainuya .dengan begitu kebebasan untuk memilih apayg di selidiki sangat terbatas. Ini di jadikan ciri yg membedakan observasi sistematik dan observasi partisipan.
         


b.cara-cara pencatatan
                        persoalan-persoalan yg telah di rumuskan secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban respon atau reaksi yg dapat di catat secarateliti  pula .ketelitian yg tinggi pada prosedur observasi inilah yg mungkin memberikan pada penyelidik untuk mengandakan ‘’ kuantifikasi’’ terhadap hasil-hasil penyelidikanya . jenis-jenis gejala atau tingkah laku tertentu yg timbul dapat di hitung dan di tabulasikan . ini nanti akan sangat memudahkan pekerjaan analisis hasil.
3.pengamatan eksperimental
            Observasi dapat di lakukan dalam lingkup alamiah\natural ataupun dalam lingkup eksperimental , dalam observasi alamiah observer mengamati kejadian-kejadian peristiwa-peristiea dan perilaku observe dalam lingkup natural, yaitu kejadian ,peristiwa ,atau perilaku murni tanpa adanya usaha untuk mengontrol.observasi eksperimental di pandang sebagai cara penyelidikan yg relatif murni , untuk menyelidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia.
            Sebab faktor-faktor lain yg mempengaruhi tingkah lakub observe telah di kontrol secermat- cermatnya sehingga tinggal satu dua faktor untuk di amati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi  tertentu terhadap tingkah laku

Ciri penting dari ketiga pengamatan di atas  adalah sebagai berikut:
Ø  Observer di hadapkan pada situasi perangsang yg di buat seseragam mungkin untuk semua observee.
Ø  Situasi di buat sedemikian rupa untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yg akan di amati oleh observee.
Ø  Situasi di buat sedemikian rupa  sehingga observe tidak tahu maksud yg sebenarnya atau pengamatan.
Ø  Observer , atau alat pencatat  membuat catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi reaksi ,bukan hanya jumlah aksi reaksi semata.

























BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
            Adapun sebagai kesimpulan pada makalah ini yaitu arti dari pengamatan adalah suatu proses yg di lakukan oleh seseorang untuk mengetahui secara pasti dan secara detail suatu objek yg di telitinya untuk mengumpulkan suatu data dri suatu kejadian atau fenomena-fenomena yg baru.berdasarkan pengethuan atau gagasan yg memang sudah ada namun ingin di pastikan kebenaran objek atau gagasan itu.

B.SARAN
a.sebainkya dengan melakukan pengamatan menggunakan metode-metode yg sudah ada.
b.sebaiknya guru atau dosen pembimbing memberikan bimbingan yg khusus atau lebih kepada si observer.
                              












DAFTAR PUSTAKA



www.google.com\_pengertian_pengamatan

makalah MASALAH PERKEMBANGAN INDIVIDU


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manusia sepanjang hidupnya selalu mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut berlangsung dalam beberapa tahap yang saling berkaitan. Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia. Gangguan pada salah satu tahap dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan secara keseluruhan.
Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik (menyeluruh/kompleks) yaitu : terdiri dari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam beberapa tahap (saling berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan keseimbangan.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.definisi perkembangan individu.?
2.prinsip-prinsip perkembangan individu.!
3.tugas-tugas perkembangan.!




BAB II
PEMBAHASAN

A.      DEFINISI PERKEMBANGAN INDIVIDU
Perkembangan (development) berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perubahan ini bersifat kualitas mengenani suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks (Hurlock: 1991).
J.P.Chaplin (1989) mengemukakan empat arti perkembangan ; (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati; (2) pertumbuhan; (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional; dan (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Dalam pengertian tersebut, kata kunci yang menjadi bahasan utama adalah perubahan. Perubahan dalam diri manusia terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari perubahan psikis , dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan fisik. Perubahan kualitatif sering disebut dengan “perkembangan”, seperti perubahan dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari kanak-kanak menjadi dewasa dan seterusnya.
Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui, pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sedarhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan ini bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui satu tahap ke tahap berikutnya yang kian hari kian bertambah maju. (Desmita: 2008)
Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai cirri-ciri dalam memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan individu itu berlangsung terus tanpa

B.       PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN INDIVIDU
Menurut Hurlock (1978) bahwa ada 10 fakta dasar mengenai perkembangan - yang biasanya disebut "prinsip-prinsip perkembangan", yaitu :
       Prinsip pertama perkembangan adalah bahwa perkembangan menyangkut perubahan, tujuan perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan.
       Prinsip kedua perkembangan adalah bahwa perkembangan awal lebih penting daripada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat diubah sebelum menjadi pola kebiasaan.
       Prinsip ketiga perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan tmbul dari interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas bagi perkembangan.
       Prinsip keempat perkembangan adalah bahwa pola perkembangan dapat diramalkan, walaupun pola yang dapat diramalkan ini dapat diperlambat atau dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pralahir dan pascalahir.
       Prinsip kelima perkembangan adalah bahwa pola perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang dapat diramalkan. Yang terpenting diantaranya ialah adanya persamaan pola perkembangan bagi semua anak; perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang berkembangan dengan kecepatan yang berbeda; dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
       Prinsip keenam perkembangan adalah bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis.
       Prinsip ketujuh perkembangan adalah bahwa terdapat periode dalam pola perkembangan yang disebut periode pralahir, masa neonatus, masa bayi, masa kanak-kanak awal, akhir masa kanak-kanak dan masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan; serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut perilaku "bermasalah".
       Prinsip kedelapan perkembangan adalah adanya harapan sosial untuk setiap periode perkembangan. Harapan sosial ini berbentuk tugas perkembangan yang memungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.
       Prinsip kesembilan perkembangan adalah bahwa setiap bidang perkembangan mengandung kemungkinan bahaya - baik fisik maupun psikologis - yang dapat mengubah pola perkembangan.
       Prinsip kesepuluh perkembangan adalah bahwa kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode dalam pola perkembangan. Tahun pertama kehidupan biasanya yang paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling tidak bahagia.
Hamalik (2004) berpendapat bahwa ada tujuh prinsip dasar dalam perkembangan manusia, yaitu :
       Perkembangan sebagai fungsi interaksi antara organisme dengan lingkungan. Menurut aliran interactionist bahwa pembawaan menyediakan potensi-potensi yang berinteraksi dengan lingkungan yang dinamis.
       Perkembangan berlangsung lebih cepat pada tahun-tahun permulaan.Perkembangan yang paling cepat terjadi pada tahun-tahun permulaan, tetapi perlu disadari bahwa perkembangan itu berlangsung seumur hidup. Sekalipun mungkin pola-pola kepribadian terbentuk pada usia sebelum sekolah, manifestasi sifat-sifat kepribadian mengalami perubahan selama manusia hidup.
       Kematangan berpengaruh terhadap hasil-hasil latihan. Latihan dan pengajaran dapat berlangsung secara produktif jika pertumbuhan dalam diri individu kelak terjadi secara memadai, artinya otot, saraf dan otak harus berkembang dulu sampai tingkatan tertentu.
       Pola-pola tingkang laku berkembang secara berurutan. Perkembangan adalah proses yang berlangsung secara teratur, selangkah demi selangkah. Setiap ketrampilan, sifat atau pengetahuan harus mempunya dasar-dasar yang mendahuluinya.
       Laju perkembangan bersifat individual. Setiap individu memiliki laju perkembangan sendiri-sendiri. Beberapa anak mencapai kematangan lebih awal daripada anak-anak lainnya.
       Perkembangan itu merupakan diferensiasi dan integrasi. Pertumbuhan fisik pada usia sebelum lahir merupakan gambaran yang jelas dari diferensiasi. Mula-mula bayi itu hanya merupakan sebuah sel yang bulat. Kemudian pada usia 9 minggu, tatkala sudah menjadi embrio, bagian-bagian badan dapat dengan jelas dibeda-bedakan. Perkembangan ketrampilan, konsep dan pengetahuan adalah contoh-contoh diferensiasi dan pengkhususan-pengkhususan. Adapun integrasi, yaitu tingkah laku yang terkoordinasi, harmonis, dan efisien terjadi bersama-sama dengan diferensiasi. Gambaran yang jelas dari integrasi antara lain tampak dalam berbicara. Seorang anak kecil mula-mula mengalami kesulitan untuk mengucapkan suatu kata. Ia membuka mulutnya lebar-lebar, menjulurkan lidahnya keluar, dan kemudian ia mengucapkan suatu kata yang mungkin dapat kita pahami. Selanjutnya integrasi terjadi, dan ia menjadi seorang pembicara yang fasih tatkala ia mengucapakan kata-kata dibarengi dengan gerakan-gerakan tangan, ekspresi muka dan sebagainya.
Sedangkan Yusuf (2008) menjabarkan prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut :
       Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process). Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau beajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
       Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. Setiap aspek perkembangan individu (fisik, motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional) satu dengan lainnya saling mempengaruhi. 
       Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahapan perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
       Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat)
       Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. Dalam fase perkembangan selalu ada ciri-ciri tersendiri yang berlainan dengan fase yang lain
       Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan. Prinsip-prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.
C.      TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Dalam rentang kehidupannya, manusia melewati tahap-tahap perkembangan dimana setiap tahap memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai dan diselesaikan. Sebagian besar dari kita ingin berusaha menguasai dan menyelesaikannya pada waktu yang tepat . Beberapa orang dapat berhasil, sedangkan yang lain kemungkinan tidak berhasil atau terlalu cepat dari tahap yang seharusnya.
Munculnya tugas-tugas perkembangan bersumber pada faktor-faktor berikut (Yusuf:2009);
a.         Kematangan fisik
b.         Tuntutan masyarakat secara cultural
c.         Tuntutan dan dorongan dari individu itu sendiri
d.        Tuntutan norma agama

Tugas-tugas perkembangan bagi setiap fase perkembangan dalam rentang kehidupan individu dapat diuraikan sebagai berikut:
a.         Tugas Perkembangan usia bayi dan kanak-kanak (0-6 tahun)
1.        Belajar berjalan
2.        Belajar memakan makanan padat
3.        Belajar berbicara
4.        Belajar buang air kecil dan buang air besar (toilet training)
5.        Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
6.        Mencapai kestabilan jasmani fisiologis
7.        Belajar memahami konsep-konsep sederhana tentang kehidupan sosial dan alam.
8.        Belajar melakukan hubungan emosional dengan orang tua, saudara dan orang lain
9.        Belajar mengenal konsep baik dan buruk
10.    Mengenal konsep, norma atau ajaran agama secara sederhana
b.         Tugas Perkembangan usia Sekolah Dasar (7-12 tahun)
1.        Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
2.        Belajar membentuk sikap positif, yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis (dapat merawat kebersihan dan kesehatan diri)
3.        Belajar bergaul dengan teman sebayanya
4.        Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
5.        Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
6.        Belajar mengembangkan konsep (agama, ilmu pengetahuan, adat istiadat) sehari-hari.
7.        Belajar mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benar-salah, baik-buruk)
8.        Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri)
9.        Belajar mengembangkan sikap positif  kehidupan sosial.
10.    Mengenal dan mengamalkan ajaran agama sehari-hari.
c.         Tugas Perkembangan usia remaja (13-19 tahun)
1.        Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2.        Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas
3.        Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal
4.        Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar
5.        Menemukan manusi model yang dijadikan pusat identifikasinya.
6.        Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
7.        Memperoleh self-control (kemampuan mengendalikan sendiri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip dan falsafah hidup.
8.        Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap dan perilaku) yang kekanak-kanakan
9.        Bertingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
10.    Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara.
11.    Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan)
12.    Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga.
13.    Mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
d.        Tugas Perkembangan usia dewasa awal (20-40 tahun)
1.        Mengembangkan sikap, wawasan dan pengalaman nilai-nilai (ajaran) agama.
2.        Memperoleh atau mulai memasuki pekerjaan
3.        Memilih pasangan
4.        Mulai memasuki pernikahan dan hidup berkeluarga
5.        Mengasuh, merawat dan mendidik anak.
6.        Memperoleh hidup rumah tangga
7.        Memperoleh kemampuan dan kematangan karir
8.        Mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat
9.        Mencari kelompok sosial (kolega) yang menyenangkan.
e.         Tugas Perkembangan usia dewasa madya (40-60 tahun)
1.        Memantapkan pemahaman dan pengalaman nilai-nilai agama
2.        Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga Negara
3.        Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
4.        Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek fisik (penurunan kemampuan dan fungsi)
5.        Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
6.        Mencapai dan menpertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir
7.        Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa, baik di lingkungan kerja maupun masyarakat.
f.          Tugas Perkembangan usia dewasa akhir (60 tahun - mati)
1.        Lebih memantapkan diri dalam mengamalkan ajaran agama
2.        Mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan dan kesehatan fisik
3.        Dapat menyesuaikan diri dengan masa pensiun (jika pegawai negeri) dan berkurangnya “income”, penghasilan keluarga.
4.        Dapat menyesuaikan diri dengan kematian pasangan
5.        Membentuk hubungan orang lain yang seusianya
6.        Memantapkan hubungan yang lebih harmonis dengan anggota keluarga (istri, anak, menantu, cucu dan saudara)
Dengan mengetahui secara garis besar tugas-tugas perkembangan di atas, kita dapat menyusun program-program pembelajaran non formal untuk membantu mengasah ketrampilan dan bakat individu sehingga tugas-tugas perkembangannya dapat dikuasai dan diselesaikan tepat waktu. Sejak tahap perkembangan masa bayi, individu dapat diberikan pendidikan non formal sesuai dengan kebutuhannya untuk membantu menguasai tugas-tugas perkembangan.
Penting juga diketahui bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk menguasai dan menyelesaikannya. Faktor-faktor tersebut (Hurlock);
Faktor yang membantu
1.        Tingkat perkembangan yang normal
2.        Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya
3.        Motivasi
4.        Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh
5.        Tingkat kecerdasan yang tinggi
6.        Kreativitas
Faktor Penghalang
1.        Tingkat Perkembangan yang mundur
2.        Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya
3.        Tidak ada motivasi
4.        Kesehatan yang buruk
5.         Cacat tubuh
6.        Tingkat kecerdasan yang rendah

Kegagalan mencapai tugas-tugas perkembangan ini akan melahirkan perilaku yang menyimpang (delinquency). Penyimpangan-penyimpangan ini akan bervariasi sesuai dengan fase perkembangannya;

Penyimpangan yang terjadi pada anak yang berusia sekolah dasar antara lain;
1.      Suka membolos dari sekolah
2.      Malas belajar
3.      Keras kepala
Penyimpangan yang terjadi pada usia remaja antara lain;
1.        Suka mengisolir diri
2.        Meminum minuman keras
3.        Mengkonsumsi obat-obat terlarang atau narkoba
4.        Tawuran
5.        Malas belajar
6.        Kurang hormat pada orang tua atau orang dewasa lainnya.
Penyimpangan yang terjadi pada usia dewasa antara lain;
1.        Berselingkuhhan
2.        Menelantarkan kehidupan keluarga (istri dan anak)
3.        Menjadi biang keladi kerusuhan (provokator) dalam masyarakat
4.        Melakukan tindak kriminal
5.        Tidak melaksanakan perintah agama.
Dengan mengetahui secara garis besar tugas-tugas perkembangan di atas, kita dapat menyusun program-program pembelajaran non formal untuk membantu mengasah ketrampilan dan bakat individu sehingga tugas-tugas perkembangannya dapat dikuasai dan diselesaikan dengan tingkat kualitas yang maksimal, dan meminimalisir terjadinya penyimpangan-penyimpangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal dapat diberikan kepada seseorang sepanjang rentang kehidupannya. Banyak yang bisa diberikan kepada individu untuk membantunya menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, sesuai dengan kebutuhannya pada suatu tahap perkembangan. memberikan ketrampilan dasar untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.









BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
a.    Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui, pertumbuhan, pematangan dan belajar.
b.      Dalam setiap fase kehidupan, individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang harus di dijalaninya, setiap fase mempunyai karakteristik yang berbeda dan saling terkait antara satu fase dan selanjutnya.
c.       Tugas-tugas perkembangan yang tidak tertuntaskan akan berdampak pada penyimpangan perilaku individu. Maka dari itu perlu adanya motivasi dan dukungan dari semua faktor perkembangan, sehingga tugas-tugas perkembangan dapat dijalankan dengan hasil yang maksimal.

B.       SARAN
Sebagai manusia yang bergelut di dunia pendidikan, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan serta menerapkannya dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, perbanyaklah belajar dengan membaca buku maupun bergaul yang mampu menambah wawasan dan pengetahuan yang mendunia dan menyeluruh.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Desmita, (2009), Psikologi Perkembangan, Cetakan Keempat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar (2004) Psikologi Belajar dan Mengajar, Cetakan Keempat. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo

Hurlock, Elizabeth B (1978) Perkembangan Anak. Jilid 1, Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hurlock, Elizabeth B (1978) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jilid 1, Edisi Kelima, . Jakarta: Penerbit Erlangga.

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika (2009) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan Keempat, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Yusuf, Syamsu. (2009) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan Kesepuluh, Bandung: PT Remaja Rosdakarya